PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Pesan Asy-Syahid (Atas Izin Allah) Walid Qandil, Syuhada Rab'ah Kepada Kaum Ambigu dan Aktivis Pasif
By: Nandang Burhanudin
****

Walid Qandil, sosok muda ceria yang menjadikan Islam sebagai way of life nyata, tidak sekedar propaganda mulut berbusa. Lahir dengan nama Abdullah Qandil, tanggal 5 September 1976. Lulus SMS dari Sekolah Militer angkatan 94/95, lulus Fakultas Perdagangan Univ. Kairo tahun 1998, meraih gelar CPA dari Amerika. Setelah itu ia pulang ke MEsir dan bekerja di perusahaan Hazem Hasan selama 1 tahun. Setelah itu ia bekerja di Yaman, Saudi Arabia, Abu Dhabi. Lalu pulang kembali ke MEsir dan bekerja di perusahaan IT sebagai akuntan. Belajar ilmu syariah dari Syaikh Muhammad Amr Abdullatif SYaikh Hadis di Mesir dan belajar Fiqh dari Syaikh Mamduh Jabir.



Dalam akun FB-nya, Asy-Syahid menuliskan, "Kepada kalian yang hanya nyinyir! Kepada kalian yang bisanya mencibir! Kalian pasti tidak akan bisa membedakan antara era Mubarak dengan era Mursi! Mengapa? Karena kalian adalah manusia-manusia negatif! Kami merasakan betapa pedihnya hidup tanpa kebebasan di era Mubarak. Penjara adalah rumah tempat kami berlama-lama. Betapa kebebasan itu teramat berharga di era Mursi. Bagi kalian sama saja. Karena kalian sekali lagi adalah sosok manusia pasif!"

Ia dikenal sebagai aktivis sosial. Ahli manajemen bidang voluntire dana-dana sosial. Bahkan dikenal sebagai "ahli memandikan" mayat-mayat syuhada. Ia pun menemui syahid hari Rabu, 14/8/13 saat pembantaian demonstran Rab'ah oleh militer dan polisi. Ia meninggalkan 1 istri dan dua putri yang masih belia.

Semoga Allah menerimanya dalam dekapan rahmat dan ampunan. Aaamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).