PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

PKS SEMAKIN MENGGELORA

Oleh : Kris Abdurrahman


Hujan rintik di tanah suci, kain basah kering di badan. Kalau PKS ingin dicintai, harus siap menjadi yang terdepan.

Mengikuti perkembangan media sosial dan elektonik, satu minggu terakhir jagat politik Indonesia dibuat heboh oleh pelukan Presiden PKS yang mendapatkan respon langsung oleh Presiden Jokowi. Dan puncak dari semangat kebangsaan yang ditampilkan oleh PKS adalah dengan di launchingnya Sekolah Cinta Tanah Air dalam Rakornas PKS yang ditutup sabtu hari ini.

Nampaknya PKS semakin meyakinkan para pemilihnya. Bahwa partai politik hanyalah jalan untuk menghadirkan kemaslahatan bagi masyarakat bangsa dan negara. Hal ini sekaligus menjadi jawaban bagi mereka yang anti terhadap partai termasuk sesama politisi yang sering ribut karena beda partai.



Semangat kebangsaan adalah semangat cinta terhadap negeri ciptaan Allah SWT. Oleh karenanya sebagaimana yang di sampaikan pengurus MUI Pusat Prof. Dr. Muhammad Badrun, bahwa sebaiknya antara Islam dan Nasionalisme tidak perlu diperdebatkan lagi. Karena seseorang yang cinta terhadap agamanya (Islamis) pasti akan mencintai Negerinya (Nasionalis) dimana dirinya tinggal.

Sehingga membenturkan Islam dengan Nasionalis, dengan membawa pada tuduhan bahwa pelaku dakwah Islam adalah radikal dan mengancam NKRI hanyalah komoditas politik sesaat untuk sekedar meraih simpati atau suara (elektoral).

Bagaimana peluang dan tantangan PKS kedepan?

Nampaknya dengan koalisi gemuk yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi-Amin, dimana hampir semua partai diajak masuk kedalam pemerintahan. Menjadikan PKS semakin bergelora, karena sampai dengan saat ini hanya PKS yang secara resmi menyatakan dirinya sebagai partai oposisi konstruktif terhadap pemerintahan Jokowi-Amin.

Keputusan itu tentunya membawa konsekwensi, baik secara internal maupun juga eksternal. Secara internal berarti PKS akan fokus pada agenda2 besar mengkonsolidasikan diri manyambut pemilu 2024 dengan segala kemandirianya. Namun secara eksternal juga akan lebih lincah memainkan isue dan menyuarakan aspirasi rakyat dengan segala keterbatasanya.

Terkait dengan munculnya partai baru Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, yang telah didirikan pada 10 Nopember 2019 kemarin. Saya ucapkan selamat bagi para pendirinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Anis Matta, semoga partai baru ini bisa menjawab kegamangan yang selama ini ada pada tokoh2 pendirinya.

Saya tidak melihat kehadiran GELORA sebagai ancaman bagi PKS. Karena kalau dilihat dari konsep dan ideologi yang diusungnya lbh menyerupai partai lain semisal Gerindra, Nasdem, Berkarya, Perindo atau yang semisalnya. Walaupun sebagian besar pendirinya adalah mantan kader PKS, namun dalam sejarah partai politik di Indonesia. Tidak selamanya partai politik Induk akan tergerus oleh pecahanya. Bisa saja sama2 berkembang, mati salah satu atau dua2nya terdegradasi. Munculnya PMB dari PAN, PBR dari PPP, Gerindra, Nasdem dari Golkar dll, sudah cukup menjadi pelajaran.

Pada akhirnya nanti kapabilitas dan sistem managerial yang akan menentukan. Dan PKS bukanlah partai kemarin sore dan bukan pula partai kaleng-kaleng. Sebagaimana di sampaikan oleh Dr. Hidayat Nur Wahid dalam acara Training Orientasi Partai (TOP) Nasional di Jakarta, bahwa PKS didirikan atas dasar cita-cita dan idealisme yang luhur sebagai jawaban atas kekosongan narasi politik umat saat itu akibat dari kebuntuan politik yang dibuat rezim orde baru.

PKS dalam usianya 20 Tahun, telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan sosial, politik, keagamaan, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan. Dan sudah jamak diketahui, dalam berbagai issu di atas, kader-kader PKS telah menjadi leading sektor dalam upaya restorasi bangsa Indonesia, baik dari sisi pemikiran, perilaku, adat-istiadat, budaya dan seterusnya.

Nasehat saya untuk semua kader dan simpatisan PKS. Teruslah berbuat, kokohkan barisan, bergerak melayani masyarakat. Bahwa ada riak-riak dalam perjalanannya itulah tantangan yang harus di hadapi. Yakinlah bahwa, dari sepuluh yang pergi masih ada ratusan hingga jutaan pasang mata yang terus mengikuti dan mencintaimu.

Tidak semua yang mendukung dan memilihmu harus menjadi kader ataupun pengurus partai. Masih banyak diantara jutaan pasang mata yang menaruh hati dan tidak rela disaat ada yang menghalangi langkahmu. Mereka bekerja dalam diam dan nyata mendukungmu.

Kami bisa jadi termasuk salah satu didalamnya. Walau secara defacto tidak masuk dalam kepengurusan partai. Namun komitmen atas perjuanganmu, kepedulian dan semangatmu membela agama dan ulama, tanah air dan bangsa, telah menjadikan dirimu sebagai tempat kami menyampaikan aspirasi dan berkontribusi nyata membangun bangsa Indonesia tercinta.

Dari tanah suci secara pribadi saya mendoakan,
Semoga PKS kedepan semakin menggelora, menjadi partai papan atas. Aamiin.

Makkah, Nov 2019

Kris Abdurrahman
(Ketua Umum SPMI Arab Saudi)


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).