Kini sudah kau duduki kursi jabatan itu, dia adalah amanah dan beban, bukan ukuran kemuliaan.
Motivasi apa yang mendorongmu menduduki jabatan, akan sangat berpengaruh pada sepak terjangmu kedepan. Rapikan niat dan tujuan.
Di penghujung malam, bangunlah, bermunajat kepada Tuhanmu, mohon kekuatan dan bimbingan, begitulah Rasulullah saw diajarkan saat menerima beban.
Di siang hari, bangunlah, berilah layanan terbaik kpd masyarakat yang dapat kau lakukan.
Hormati mereka dengan pelayananmu, jangan minta dihormati untuk beri pelayanan.
Sadarilah, kursi yang kau duduki itu, terletak di atas rintihan doa, pengorbanan waktu, tenaga dan harta para pendukugmu. Jangan ada kesombongan..
Kuatkan jiwamu, kokohkan fisikmu, ini dunia orang-orang kuat, bukan dunia orang2 lemah, dunia orang2 tegar, bukan dunia orang2 cengeng..
Di tengah masyarakat kau seharusnya orang paling pertama bangun dan paling terakhir tidur, paling awal bersedih dan paling akhir bergembira.
Matamu harus lebih tajam dari pandangan elang agar dapat melihat seluk beluk persoalan walau dari kejauhan..
Telingamu harus lebih peka dari radar dan lebih alot dari baja, agar dapat sensitive dan sabar mendengar aneka ragam keluhan dan rintihan.
Jawablah segala nasehat dan kritik dengan kinerja memuaskan, bukan melontarkan tuduhan dan menebar ancaman.
Kenalilah baik-baik, mana senyum tulus persaudaraan, dan mana senyum akal bulus penuh maksud dan pengelabuan.
Yang tampak akrab denganmu, jangan semua kau kira baik kepadamu, yang tampak keras kepadamu, jangan semua kau kira membencimu..
Jangan terpedaya oleh sanjungan yang menjatuhkan, jangan lemah oleh kritik obyektif yang memberi solusi dan kemajuan…
Akhirnya, ingatlah sabda Nabi, "Siapa saja yang telah Allah beri jabatan publik, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, surga haram baginya.." (HR. Muslim)
Oleh: Abdullah Haidir, Lc
0 komentar:
Posting Komentar