MENGAPA METRO TV MEMBENCI UMAT ISLAM???
Kultuit Edy A Effendi @eae18
Mantan Wartawan & Penulis Editorial
Media Indonesia
Artis Ayu Azhari mengungkapkan, perkenalannya dengan Ahmad Fathanah tidak terkait urusan Partai Keadilan Sejahtera :
"Enggak ada hubungannya dengan partai. Dia (Fathanah) secara pribadi saja mengundang saya dan menjanjikan beberapa pekerjaan," kata Ayu di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, seusai diperiksa terkait kasus dugaan pencucian uang dengan tersangka Fathanah, Rabu (1/5/2013). [KOMPAS]
--------------------------
Anehnya, Metro TV dalam siaran kemarin (1/5) malah menggiring opini bahwa Fathanah adalah politisi PKS. Padahal jelas-jelas PKS sejak muncul kriminalisasi LHI telah menjelaskan bahwa Fathanah bukan kader apalagi politisi PKS.
Bukan kali ini saja Metro TV memberitakan diluar fakta. Dulu Metro TV secara ngawur memberitakan "Rohis sarang Teroris'. Ada agenda tersembunyi apa dengan Metro TV?
Terkait pemberitaan tendensius Metro TV, berikut kutipan twit-twit dari Edy A Effendi @eae18 seorang jurnalis dan mantan Penulis Editorial Media Indonesia:
1.Duh ini Metro ko ya benci banget ke PKS.
2.Gak mungkn @Metro_TV lupa atau tak sengaja bilang Ahmad Fathanah politsi PKS. Itu jelas sengaja. Ada proses editing sblm tayang.
3.Percuma tindakan penistaan agama dan kebencian ke PKS jg ke kelompok Islam oleh @Metro_TV dilaporkan ke @KPI_Pusat. Paling minta maaf.
4.Kalau sy bicara spti ini dianggap dendam. Gak kok. Tak hanya @Metro_TV yg sy kritisi. Tempo dan TV One jg sering sy kritisi.
5.Selama orang seperti @PutraNababan dan Elman Saragih bercokol, selama itu kebencian ke kelompok Islam menguar. @NajwaShihab hny boneka.
6.@KPI_Pusat tak pernah beri "kartu merah" jg Dewan Pers. Karena elit kedua lembaga itu lbh dekat dg elit @Metro_TV. Sia-sia.
7.Para elit redaksi ketawa-tawa kok kalau dilaporkan ke @KPI_Pusat atau Dewan Pers. Krn mrk sadar, dua lembaga itu gak berani beri sanksi.
8.Hampir semua elit media akan senang kalau kasusnya diadukan ke @KPI_Pusat dan Dewan Pers, krn pasti aman. Yang paling bagus ya digulung.
9.Yang paling bagus ya didemo. Atau cara-cara preman2 Tommy Winata ketika nyruduk ke redaksi Tempo. Tindakan premans TW salah tp ya perlu.
10.Coba saja, mana berani Tempo hajar Tommy Winata lagi? Kawans pers ini acapkali arogan krn merasa pemegang kebenaran. Omong kosong itu.
11.Orang2 di luar media, pembaca n penonton, tak usah takut dg nama besar media. Media apapun. Bersifat tegas, somasi atau beri hak jawab.
12.Jika cara prosedural, somasi n hak jawab tak digubris, ya lakukan cara lain. Itu opsi paling elegan agar elit media sadar.
13.Tak usahlah para elit @Metro_TV berbohong. Sy tak benci Kristen. Itu hak pribadi. Tp kalian gunakan agama jd alat menistakan agama lain.
14.Bagi sy, Islam, Kristen, Buddha, Hindu, bahkan ateis pun, itu persoalan pribadi. Tapi jgn jadikan agama alat tuk menjatuhkan pihak lain.
15.Ini sama saja, jika orang mau jadi liberal atau "kafir" sekalipun. Silakan saja. Tapi jgn menyebar dagangan liberal ke pasar bebas.
16.Kompas bisa dijdikan contoh. Mereka belajar dr pengalaman. Media yg dikuasai kelompok Katolik ini, sadar akan peran sbg media.
17.Peran media itu mengabarkan fakta bukan rekayasa. Jika sudah ditunggangi kepentingan politik dan agama, itu sudah distortif. Sadarlah.
18.Ini semata2 melempangkan peran media dlm arus kehidupan publik. Jangan gadaikan aura pribadi/golongan untuk kepentingan hawa nafsunya.
0 komentar:
Posting Komentar