PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Dulu katanya indehoy dikamar ternyata bukan dia tapi si makelar
Dulu katanya menerima suap ternyata duit untuk makelar
Dulu katanya si makelar adalah kader dan sekretaris pribadi ternyata bukan
Dulu katanya menghalangi eksekusi ternyata nggak bawa surat tugas
Dulu ktanya ada yg menghindar kabur keluar negeri ternyata ada urusan bisnis kebetulan belum bisa menghadiri
Eh sekarang katanya si dia punya istri masih ABG ternyata gak ada hubungan apa-apa kecuali bisnis dengan ayahnya



Padahal hatiku sudah pengen mencela
Padahal hatiku sudah pengen memvonis
Padahal hatiku sudah getem getem, nih kebetulan ada berita hot


Ternyata yang kucela mereka tidak perduli
Ternyata mereka tetap cinta jama’ahnya
Ternyata mereka tetap cinta pemimpinya
Ternyata mereka tetap cinta orang-orang yang bersamanya
Ternyata yang kucela tetap bekerja
Ternyata yang bekerja tetap melayani para umat dengan ikhlas


Sedang aku sibuk mencari kesalahan
Sibuk mencari kealpaan
Tapi lupa dengan amalku
lupa mendidik keluargaku dng baik
lupa melayani umat


Aku sudah lupa,
Seharusnya penuduh yang membuktikan bukan tertuduh karena pesan Nabi Jelas: Penuduh harus mengajukan bukti, ter tuduh cukup bersumpah jika mengingkari


Seharusnya aku membela ter tuduh yang belum terbukti kesalahannya tapi sudah dikenal kebaikannya bukan membela penuduh yang belum dikenal kepribadiannya

Sebagai bagian dari umat islam harusnya berempati bukan sakit hati, alih alih menutup aib bila itu memang aib eh malah mengumbar disertai tambahan caci

Seharusnya aku ini membina ukhuwah bukan memecah belah
Jangan sampai aku mati bersama kebencianku
[MasBro-kompasiana]
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).