Kebencian = Kebusukan
By: Nandang Burhanudin
****
Alkisah, seorang Ibu Guru sebuah TK mengadakan ”permainan”. Ibu Guru menyuruh tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa….tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk,murid-murid mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru : “Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1minggu ?”
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi.
Gurupun menjelaskan apa arti dari “permainan” yang mereka lakukan.
Ibu Guru : “Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya..”
***
Sahabat, begitulah hidup. Orang terkadang benci kepada orang lain,padahal tanpa dia tahu,kebencian itu merusaknya.
Setiap kata-kata kebencian baik yang terucap maupun yang tertulis, sebenarnya kita tengah membuka siapa jati diri kita di balik peci, jilbab, lantutan ayat-ayat Al-Qur'an/hadis, dan lain-lain. Benci karena Allah, memiliki standar yang jelas dan bukan kita sendiri yang membuat standar itu.
Setiap kata-kata kebencian yang terlontar, tanpa sadar akan menjadi rahmat bagi orang-ormas-partai yang kita benci. Namun sebaliknya, membusukkan diri kita sendiri. Karena kebencian bisa membuka kesadaran untuk bertaubat dan move on bergerak maju menuju yang terbaik. Sementara lontaran kata-kata kita, jika tidak ditarik dengan taubat dan permohonan maaf kepada pihak yang dirugikan, sama halnya seperti kita menyimpan kentang busuk, membawanya setiap hari, dan kita terus merana. Sungguh terlalu!
0 komentar:
Posting Komentar