*Tangisanku buat YURO*
Catatan Sahabat Yu dan Sedulur Ro
Tidak ada yang mengira pasangan Harmonis YURO di Karanganyar akan *cerai* dalam Pilkada 2018. Bagiku rasanya mustahil, 2013 mereka susah bersama, koalisi YURO dibangun dengan segala keterbatasan yang ada, *maju modal niat*.
Sekedar lintasan perceraian mereka pun tidak pernah terbayangkan, kenapa? karena 2013 ada komitmen dua periode saat mereka berpasangan, bahkan didepan ribuan *banteng liar* di Tawangmangu saat itu disusunlah nota kesepakatan *DUA PERIODE YURO*. Pak Yu dan Mas Ro muslim taat, pasti mereka tahu resiko *ingkar janji*.
Selama menjabat Yu terlihat sangat *nguwongke* Ro, demikian juga Ro sangat *tahu diri* posisi sebagai wakil.
Kaget memang ketika bulan Januari 2018, saya disambati mas Ro dan teman-teman PKS Karanganyar untuk ngobrol kembali dengan Yu soal Pilkada 2018, lo..lo.. Kok ndadak nganggo aku? Pertanyaan itu yang sempat muncul saat itu.
Jawabannya, selain mulai susah diajak komunikasi soal pilkada, juga memang susah nyandak-i karepe pak Yu, bahasa politik memang rumit. atau sebenarnya itu adalah *isyarat* yang dikirimkan, sayang mas Ro terlalu polos dalam politik.
Pertemuan dirumah dinas Bupati saat itu begitu hangat, selesai dengan pelukan dan saling doa, *kalau bisa nanti calon tunggal mas* kalimat pesan itu baru kuat maknanya hari tanggal 5 kemarin.
Malam itu, aku anggap kekhawatiran Ro bahwa Yu mulai aneh tak anggap berlebihan. pak Yu tetap komit kok, meskipun banyak *kata bersayap* khas pak Yu yang memang joss dalam komunikasi personal.
Jelang peresmian pengembangan RSUD Karanganyar yang akan di hadiri pak Ketum saat itu, teman2 kembali meminta tolong agar ada kepastian *YURO jilid 2 segera dideklarasikan*.
Berbekal sedikit keberanian aku antar mas Ro ketemu pak Setnov di Jakarta. Di ruang Ketua DPR nan megah, beliau pastikan Karanganyar tetap YURO.
Maret 2017 didepan kader dan masyarakat Karanganyar pak Ketum perintah lanjutkan YURO 2, alhamdulillah seneng hatiku.
kekhawatiran *cerainya YURO* karena januari - Maret ini sudah mulai ada team Yu tanpa Ro di berbagai kecamatan, hilang sudah.
Apalagi, Puncaknya di ulang tahun Golkar, diumumkan YURO lanjutkan, *kebahagiaan milik masyarakat Karanganyar*
Namun suasana menjadi berubah memanas, 2 Minggu sebelum pilkada, ketika mas Ro dan PKS mengajak Deklarasi Pak Yu tampak menghindar.
Mas Ro masih terus berbaik sangka ini hanya soal strategi, aku malah dadi sing mBanyaki "kita harus ketemu dengan pak Yu karena waktu sudah mepet".
Senin malam itu kami ketemu, berbeda dengan pertemuan sebelumnya pak Yu sudah nampak tidak yakin YURO dilanjutkan, beliau berpesan kejar ke pak NW DPP dengan pesan kuat *ditirakati karo disiapkan berkate*, Hal yang sangat lazim dalam ritual pilkada.
Kok beda dari biasanya ya pak Yu, sosok yang percaya diri dalam masalah apapun kok malam itu, beliau nampak narimo.
Alhamdulillah, dengan izin Alloh di Jogja hari sabtu 30 Desember kami ketemu dengan pak NW di Jogja. *tergantung dari karepe mas Yu sendiri, dan keinginan pusat soal YURO* pak NW saat itu menjelaskan situasi.
Cerah, karena masih ada kata *tergantung karepe mas Yu* karena kami yakin karepe pak Yu mesti masih pingin YURO.
Kami pulang dari Jogja dengan semangat ngomong terbuka dengan pak Yu, agar tetap lanjut.
Tanggal 31, 1, 2, 3, mas Ro masih setia menunggu kesempatan ngomong berdua. namun kenyataan memang pahit ternyata Pak Yu susah diajak komunikasi karena sedang tindak liburan di Singapura.
Akhirnya tangis masyarakat Karanganyar pecah, setelah membaca pemberitaan bahwa Pak Yu berpasangan dengan yang lain.
Aku disana ketika aku tanya mas Ro, "Pak Yu apa telp dan pamit ngajak pisah mas?" dengan tetap guyu, *aku sajake DIRAPAK, dicerai sepihak syeh* kata mas Ro.
Ya sudahlah jodoh, perceraian memang misteri ilahi, tapi sebagai sahabat dan sedulur melu nggregel, komitmen, jogo roso, ternyata angel dalam politik.
Aku sing ngonconi mas Ro wae nangis 😭😭😭😭, ning mas Ro jek guya guyu...
Nyuwun Pangapunten sedoyo masyarakat Karanganyar, ternyata YURO kedah pisah.
#KamiBersamaRohadi
#MajuBersamaRakyat
Catatan Sahabat Yu dan Sedulur Ro
Tidak ada yang mengira pasangan Harmonis YURO di Karanganyar akan *cerai* dalam Pilkada 2018. Bagiku rasanya mustahil, 2013 mereka susah bersama, koalisi YURO dibangun dengan segala keterbatasan yang ada, *maju modal niat*.
Sekedar lintasan perceraian mereka pun tidak pernah terbayangkan, kenapa? karena 2013 ada komitmen dua periode saat mereka berpasangan, bahkan didepan ribuan *banteng liar* di Tawangmangu saat itu disusunlah nota kesepakatan *DUA PERIODE YURO*. Pak Yu dan Mas Ro muslim taat, pasti mereka tahu resiko *ingkar janji*.
Selama menjabat Yu terlihat sangat *nguwongke* Ro, demikian juga Ro sangat *tahu diri* posisi sebagai wakil.
Kaget memang ketika bulan Januari 2018, saya disambati mas Ro dan teman-teman PKS Karanganyar untuk ngobrol kembali dengan Yu soal Pilkada 2018, lo..lo.. Kok ndadak nganggo aku? Pertanyaan itu yang sempat muncul saat itu.
Jawabannya, selain mulai susah diajak komunikasi soal pilkada, juga memang susah nyandak-i karepe pak Yu, bahasa politik memang rumit. atau sebenarnya itu adalah *isyarat* yang dikirimkan, sayang mas Ro terlalu polos dalam politik.
Pertemuan dirumah dinas Bupati saat itu begitu hangat, selesai dengan pelukan dan saling doa, *kalau bisa nanti calon tunggal mas* kalimat pesan itu baru kuat maknanya hari tanggal 5 kemarin.
Malam itu, aku anggap kekhawatiran Ro bahwa Yu mulai aneh tak anggap berlebihan. pak Yu tetap komit kok, meskipun banyak *kata bersayap* khas pak Yu yang memang joss dalam komunikasi personal.
Jelang peresmian pengembangan RSUD Karanganyar yang akan di hadiri pak Ketum saat itu, teman2 kembali meminta tolong agar ada kepastian *YURO jilid 2 segera dideklarasikan*.
Berbekal sedikit keberanian aku antar mas Ro ketemu pak Setnov di Jakarta. Di ruang Ketua DPR nan megah, beliau pastikan Karanganyar tetap YURO.
Maret 2017 didepan kader dan masyarakat Karanganyar pak Ketum perintah lanjutkan YURO 2, alhamdulillah seneng hatiku.
kekhawatiran *cerainya YURO* karena januari - Maret ini sudah mulai ada team Yu tanpa Ro di berbagai kecamatan, hilang sudah.
Apalagi, Puncaknya di ulang tahun Golkar, diumumkan YURO lanjutkan, *kebahagiaan milik masyarakat Karanganyar*
Namun suasana menjadi berubah memanas, 2 Minggu sebelum pilkada, ketika mas Ro dan PKS mengajak Deklarasi Pak Yu tampak menghindar.
Mas Ro masih terus berbaik sangka ini hanya soal strategi, aku malah dadi sing mBanyaki "kita harus ketemu dengan pak Yu karena waktu sudah mepet".
Senin malam itu kami ketemu, berbeda dengan pertemuan sebelumnya pak Yu sudah nampak tidak yakin YURO dilanjutkan, beliau berpesan kejar ke pak NW DPP dengan pesan kuat *ditirakati karo disiapkan berkate*, Hal yang sangat lazim dalam ritual pilkada.
Kok beda dari biasanya ya pak Yu, sosok yang percaya diri dalam masalah apapun kok malam itu, beliau nampak narimo.
Alhamdulillah, dengan izin Alloh di Jogja hari sabtu 30 Desember kami ketemu dengan pak NW di Jogja. *tergantung dari karepe mas Yu sendiri, dan keinginan pusat soal YURO* pak NW saat itu menjelaskan situasi.
Cerah, karena masih ada kata *tergantung karepe mas Yu* karena kami yakin karepe pak Yu mesti masih pingin YURO.
Kami pulang dari Jogja dengan semangat ngomong terbuka dengan pak Yu, agar tetap lanjut.
Tanggal 31, 1, 2, 3, mas Ro masih setia menunggu kesempatan ngomong berdua. namun kenyataan memang pahit ternyata Pak Yu susah diajak komunikasi karena sedang tindak liburan di Singapura.
Akhirnya tangis masyarakat Karanganyar pecah, setelah membaca pemberitaan bahwa Pak Yu berpasangan dengan yang lain.
Aku disana ketika aku tanya mas Ro, "Pak Yu apa telp dan pamit ngajak pisah mas?" dengan tetap guyu, *aku sajake DIRAPAK, dicerai sepihak syeh* kata mas Ro.
Ya sudahlah jodoh, perceraian memang misteri ilahi, tapi sebagai sahabat dan sedulur melu nggregel, komitmen, jogo roso, ternyata angel dalam politik.
Aku sing ngonconi mas Ro wae nangis 😭😭😭😭, ning mas Ro jek guya guyu...
Nyuwun Pangapunten sedoyo masyarakat Karanganyar, ternyata YURO kedah pisah.
#KamiBersamaRohadi
#MajuBersamaRakyat
0 komentar:
Posting Komentar