Sangat banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mantan kader PKS yang “out”
dari kepartaian, namun dari beberapa pertemuan dan rangkaian analisa
sendiri, saya menyimpulkan beberapa pertanyaan yang sering dijadikan
sebagai “senjata” bagi mereka yang katanya lebih “bersih” ketika sudah
keluar dari PKS. Inilah beberapa pertanyaan tersebut:
1. Saya keluar dari PKS karena PKS sudah tidak Islami lagi, mereka sudah berubah haluan dari Islam ke Nasionalis!
Jawaban:
PKS tidak keluar dari garis koridor Islami, karena PKS tetap
berazas-kan Islam. Semua umat Islam juga boleh Nasionalis kepada daerah
ataupun negaranya, tetapi yang tidak dibolehkan adalah ashabiyah. Nah
ashabiyah itu tidak hanya kepada "nasionalis" (negara) tetapi dengan
kelompok, harakah, organisasi, dll. Itu jelas haram hukumnya dimata
Rasulullah. Dalam Sirrah/Tarekh sudah dijelaskan bahwa Rasulullah
sendiri tidak mencegah Bilal yang "nasionalis"! :D lalu bagaimana bisa
orang berkata nasionalis itu bukan bagian dari Islam? 2. PKS sudah sudah ter-infiltrasi oleh gerakan pemahaman liberal dengan memasukkan Orang non Islam ke-PKS!
Jawaban:
PKS sudah sejak pertama kali didirikan sudah jelas-jelas sebagai
partai. Dalam Undang-Undang setiap partai yang berada di Indonesia ini
adalah untuk semua kalangan, agama, dsb. Jadi sudah jelas, dari
berdirinya PKS dulu dan sekarang sudah sewajibnya PKS membolehkan orang
non Islam masuk kedalam PKS. Nah, mungkin banyak yang belum tahu atau
membaca undang-undang "keanggotaan Partai Politik bersifat terbuka untuk
setiap warga negara Republik Indonesia yang telah mempunyai hak pilih"
Jadi sangat salah sekali jika PKS hanya untuk orang Islam saja. Hanya
mungkin PKS ingin lebih menekankan bahwa non Islam pun boleh masuk ke
PKS, dengan cara-cara PKS sesuai dengan Undang-Undang RI yang
"Kedaulatan Partai Politik berada di tangan anggotanya/Partai Politik
bersifat mandiri dalam mengatur rumah tangga organisasinya" dengan
begitu PKS bisa mengatur dimana orang non Islam bisa menduduki jabatan
tertentu sesuai dengan aturan main AD-ART PKS.
3. Saya keluar
dari PKS, karena PKS masuk kedalam sistem demokrasi. Bukankah Rasulullah
dulu ditawarkan "dunia dan isinya" Rasulullah tidak mau? Lalu kenapa
PKS mau kekuasaan?
Jawaban: Dalam hadits yang dikatakan
Rasulullah menolak dengan mengatakan hadits ini "dunia di tangan kiri,
matahari di tangan kanan" seringkali dipenggal-penggal. Seringkali
dijadikan argumen pembenar bahwa Rasulullah menolak kekuasaan.
Orang-orang yang suka memenggal hadits ini layaknya orang-orang yang
senang memenggal-menggal Al Quran lalu dijadikan hujjah. Bukankah
seharusnya hujjah/argumentasi dari dalil itu harus utuh, bukan
sepenggal-sepenggal. Hal ini bisa jadi orang yang mengatakan "Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat" bisa dijadikan pembenar,
karena mengambil sepenggal-sepenggal ayat. Dalam hadits ketika
Rasulullah ditawari kekuasaan itu adalah seperti ini: "Wallahi, ya
‘ammu lau wadha ‘us syamsa fie yamini wal qamara fie yasari ‘ala an
atruka hadzal amra maa taraktuhu hatta yazh-harahullahu au ahluka
dunahu." Artinya: "Demi Allah, wahai pamanku, seandainya mereka
meletakkan matahari di kananku dan rembulan di kiriku agar aku
meninggalkan dakwah, niscaya aku tidak akan meninggalkan perkara ini
(dakwah Islam) sebelum Allah memenangkannya atau semuanya akan binasa."
Nah, sudah sangat jelas sekali kalau tawaran kekuasaan yang diberikan
kepada kafir Quraisy kepada Rasulullah itu adalah untuk menghambat
dakwah beliau (Rasulullah). Jika memang kekuasaan itu adalah hal yang
haram, tentu Rasulullah tidak akan menjadikan Islam itu jaya, menjadikah
Islam sebagai agama yang menyeluruh/kaffah. Sebagaimana Islam ketika
"berkuasa" atau mengatur secara islami ketika mendapatkan kekuasaan.
Jadi, setiap orang yang beriman, harus berkuasa dan menjadikan kekuasaan
itu adalah amanah untuk menjadikan yang lebih baik dengan cara Islami.
Kalau belum berkuasa, yah jangan teriak-teriak "tegakkan syari’at
Islam". Rasulullah tidak pernah meminta-minta seperti pengemmis untuk
menegakkan syari’at Islam. Tetapi Rasulullah berusaha agar Islam itu
dikenal dan masuk kedalam hati, sehingga orang dengan secara sukarela
taat dengan syari’at Islam. Dan tentunya, tidak perlu melakukan hal yang
dibenci Rasulullah (Mengemis-ngemis, TEGAKKAN SYARI’AT ISLAM…. TEGAKKAN
KHILAFAH!!!)
4. Saya keluar dari PKS karena PKS mengikuti
Demokrasi, bukankah Demokrasi itu haram! Saya ingin seperti PKS yang
dulu, tidak ikut Demokrasi!
Jawaban: Dari pembentukan PK
sampai ke PKS, yah tetap PKS mengikuti demokrasi. Jadi tidak ada namanya
PK atau PKS yang tidak mengikuti Demokrasi, kecuali masa-masa Syiri
(sembunyi-sembunyi) dengan Dakwah "Tarbiyah". Dan perlu di ingat,
Demokrasi itu bukan sebuah haram mutlak dalam Islam. Karena tidak ada
dalil yang mutlak terhadap pengharaman demokrasi kecuali hanya ijtihad
dari ulama yang mengharamkannya. Saya menghormati orang yang
mengharamkan ijtihad ulama tentang pengharaman demokrasi, sebaliknya
juga hormati orang-orang yang berdakwah melalui demokrasi. Kalau mau
berbeda it’s ok. Asal tidak perlu merasa paling benar.
5. Kader-kader PKS sudah banyak yang menyimpang, Dewan PKS juga tidak
sedikit yang melakukan kesalahan. Ini jelas PKS sudah mulai tidak Islami
lagi!
Jawaban: Kader PKS tidak sedikit memang yang
menyimpang, tetapi yang masih benar dan baik juga tidak sedikit dan
sangat banyak sekali. Dewan PKS memang ada yang melakukan penyimpangan,
tetapi dewan PKS yang lain masih banyak yang baik dan benar dalam
tugasnya. Ini juga sama halnya di partai dan organisasi Islam yang
lainnya. Setiap orang/kader pasti ada yang melakukan kesalahan. Hal ini
jelas, maindstream kita sebagai manusia dalam berfikir harus dirubah.
Bahwa setiap orang/organisasi/partai Islam merupakan bukan kumpulan
malaikat. Mereka itu ada yang munafiq, ada yang buruk perangainya,
tetapi tidak sedikit yang baik dan sangat banyak sekali yang shaleh.
Jadi berfikirlah mereka itu kumpulan manusia yang akan selalu bisa
melakukan sebuah kesalahan. Tidaklah kesalahan satu-dua orang bisa
memberikan justifikasi kepada semua orang. Bisa jadi nanti kalau ada
orang Islam mencuri didaerah orang kafir, orang kafir boleh mengatakan
"kader-kader Islam itu suka mencuri". Tidak begitu bukan!!!
6. Saya
keluar dari PKS, karena ada anggota dewannya yang non Islam
Jawaban:
Alhamdulillah, dengan adanya dewan non Islam, PKS sudah menerapkan
syari’at Islam! Bukankah ketika Rasulullah berkuasa tetap saja masih ada
"wakil" dari setiap bani israel/ setiap yahudi mempunyai bani/suku
sendiri dan mereka memiliki pemimpin/wakil dari mereka sendiri dari
setiap pertemuan. Jadi bagi orang Islam, silahkan memilih wakil yang
Islam. Ketika terjadi pemilu sudah pasti hanya 3-4 orang saja yang non
Islam dari no urut 1-10. Jadi setiap bani/suku itu mempunyai wakil untuk
dijadikan pemimpin mereka. Bukankah yang tahu persoalan sebuah masalah
adalah bani/suku itu sendiri, jadi harus ada yang menyampaikannya kepada
pemimpin yang tertinggi (khalifah) dari setiap wakil dari pemimpin
bani/suku tersebut. Lalu apa yang harus dijadikan titik point kesalahan
PKS atas masuknya dewan non Islam?
7. PKS sudah terlihat pragmatis, ingin selalu berkuasa. Dan terlihat oportunis, maka saya keluar dari PKS!
Jawaban:
Sikap Pragmatis ingin berkuasa. Ini lebih cenderung untuk
mengimplementasikan graind deseign agenda PKS kedalam negara, yang
nantinya bisa di-implementasikan kepada masyarakat. Nah kalau oportunis
(paham yg semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dr
kesempatan yg ada tanpa berpegang pd prinsip tertentu) jika PKS
oportunis, tentu PKS tidak akan lagi memperjuangkan hak-hak masyarakat.
Toh, selama ini PKS masih berada pada jalur yang ditetapkan. Ketika
seseorang sudah masuk keranah politik praktis, maka dunianya akan
dipenuhi dengan berbagai inovasi cepat, dengan tentu ijtihad yang cepat.
Ijtihad politik PKS ini tentu kadang terlihat baik dan tak jarang
mengecewakan (apalagi bagi yang sudah apatis terhadap PKS). Yang penting
kita harus menyadari, berjuang pada ranah politik itu tidak semudah
mengucapkan "anda salah dan saya yang benar".
8. PKS itu sudah kayak paling benar kalau di kritik tidak mau, makanya saya keluar dari PKS!
Jawaban:
Harus dilihat, kiritikan itu harus tepat waktu dan tempat saat
menyampaikannya. Jangan sampai kritikan yang kita lontarkan malah
bersifat celaan, pembunuhan karakter, mencari-cari kesalahan, dll. Tentu
hal ini akan menjadi sesuatu yang malas untuk ditanggapinya apalagi
tidak sesuai dengan adab dalam Islam. Dan kritikan itu sifatnya
membangun, ada masalah yang disoalkannya dan ada solusi yang
dipecahkannya, nah itu namanya kritikan.
Seorang yang baik, yang memang berniat baik tentu jiwanya akan baik
pula. Dan ketika kritikan/nasehatnya tidak diterima tentu dia akan
selalu berfikiran baik dan itulah ciri-ciri mu’min yang hanif. Selalu
berkhusnudzan terhadap setiap yang mereka dapatkan termasuk penolakan
terhadap kritikan/nasehat yang dia lontarkan. Saya sendiri orang
yang kritis dalam masalah syari’at, tetapi ternyata murabbi saya lebih
mengerti syari’at. Bahkan kadang kami beradu hujjah tentang dalil yang
bertentangan dan menyetujuinya. Tentu saya melakukan itu bukan dengan
sok, tetapi sebagai mad’u yang memang membutuhkan ilmu. Nah, berapa
banyak mad’u yang bertanya tetapi hakekatnya mendebat dan merasa dirinya
lebih pintar dari Murabbinya? "Ketahuilah, bahwa ketika engkau
menasehati dengan benar dan baik. Maka Allah sendiri yang akan
mengetahui seberapa besar keikhlasanmu terhadap apa yang engkau
nasehatkan. Tetapi ketika engkau mempublikasikan aib orang lain, maupun
organisasi lain. Maka sesungguhnya engkau telah menjerumuskan dirimu
sendiri."
9. Jika ada berita tidak enak di PKS, maka disebut fitnah. Ini yang tidak saya suka dari PKS. Makanya saya keluar!
Jawaban:
Tentu pernyataan seperti ini juga termasuk fitnah! Kalau ada berita
tidak enak tentu kita harus meminta tabayyun dan meminta copyan
beritanya darimana. Jangan hanya "Kata Orang" tetapi nggak ada buktinya.
10. Sebagai kader, saya sering bertanya gencar sekali terhadap sebuah
kejelekan yang dilakukan pemimpin/qiyadah PKS. Tetapi saya disebut
barisan sakit hati. Makanya saya keluar dari PKS
Jawaban:
Yah tentu dong. Sudah tahu bahwa itu aib, kok ditanya terus-menerus.
Padahal hakekatnya sudah tahu. Bukankah dalam Sirrah Nabawiyah bahwa
Rasulullah juga pernah marah terhadap orang karena bertanya terus
menerus terhadap permasalahan yang hakekatnya dia sudah mengetahuinya
sendiri! Lah, kalau bukan BSH (Barisan Sakit Hati) lalu apa namanya? :D
Dan bukankah orang-orang yang selalu bertanya dan bertanya itu layaknya
seorang Yahudi!!! Sudah dijawab oleh Nabi Musa, tetapi terus bertanya
sampai akhirnya menyulitkan diri mereka sendiri. Makanya
ber-khusnudzhan-lah. Insya Allah pasti hati plong, tidak ada pikiran
buruku apapun yang nangkring dan syetan-pun susah membisikkan keburukan.
Nah kalau pikirannya selalu buruk, tentu syetan gampang
menghembuskannya!
Jika pks ingin menjadi partai yg ingin merubah kondisi yg tdk atau kurang baik menjadi lebih baik, maka tetaplah konsisten setelah menjadi pemimpin di pemerintahan/dpr/dprd, tp sayang sekali banyak kader pks yg tdk konsisten atas apa yg mereka ucapkan, sayang sekali, zulfadli mantan ketua kpu depok
Trimakasih pak atas perhatian & masukany u pks dg sgala kkurangany. dukung n doakn pks bs konsisten dlm mperjuangkan kebaikan. stidaknya itu yg sy lihat n alami d daerah kami, kami msh sgt bharap pd pks. salam. agus ketua dpc pks d daerah pedesaan.
Bila PKS ingin menjadi partai besar, harus mau menerima kritikan yg membangun, harus konsisten dengan visi dan misi partai yang anti korupsi dan memperjuangkan hak hak rakyat Indonesia khususnya rakyat kecil dan harus ada pengawasan yang melekat di internal partai terhadap kader- kadernya dari tingkat paling atas sampai bawah sehingga kader-kader PKS bersih dari korupsi baik disruktur partai maupun eksekutif. Kader-kader PKS dalam berperilaku maupun bermasyarakat harus mencerminkan sifat yang Islami seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah ( tidak jaim tidak angkuh tidak sombong dan tidak melontarkan pernyataan yg menyinggung perasaan kebiasaan masyarakat kita). Justru rangkulah masyarakat kita dengan gaya rosul kita, insyaAllah bila hal-hal diatas dijalankan, banyak rakyat Indonesia yang simpati dengan PKS dan bergabung mewujudkan Indonesia baru yang aman sejahtera bagi rakyat Indonesia tercinta aamiin
5 komentar:
Jika pks ingin menjadi partai yg ingin merubah kondisi yg tdk atau kurang baik menjadi lebih baik, maka tetaplah konsisten setelah menjadi pemimpin di pemerintahan/dpr/dprd, tp sayang sekali banyak kader pks yg tdk konsisten atas apa yg mereka ucapkan, sayang sekali, zulfadli mantan ketua kpu depok
Trimakasih pak atas perhatian & masukany u pks dg sgala kkurangany. dukung n doakn pks bs konsisten dlm mperjuangkan kebaikan. stidaknya itu yg sy lihat n alami d daerah kami, kami msh sgt bharap pd pks. salam. agus ketua dpc pks d daerah pedesaan.
Bila PKS ingin menjadi partai besar, harus mau menerima kritikan yg membangun, harus konsisten dengan visi dan misi partai yang anti korupsi dan memperjuangkan hak hak rakyat Indonesia khususnya rakyat kecil dan harus ada pengawasan yang melekat di internal partai terhadap kader- kadernya dari tingkat paling atas sampai bawah sehingga kader-kader PKS bersih dari korupsi baik disruktur partai maupun eksekutif. Kader-kader PKS dalam berperilaku maupun bermasyarakat harus mencerminkan sifat yang Islami seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah ( tidak jaim tidak angkuh tidak sombong dan tidak melontarkan pernyataan yg menyinggung perasaan kebiasaan masyarakat kita). Justru rangkulah masyarakat kita dengan gaya rosul kita, insyaAllah bila hal-hal diatas dijalankan, banyak rakyat Indonesia yang simpati dengan PKS dan bergabung mewujudkan Indonesia baru yang aman sejahtera bagi rakyat Indonesia tercinta aamiin
SEPATU...(Sepakat & Setuju) :-)
PKS: "Bersih dan peduli"
Posting Komentar