Syaikh Wajdi Ghanim, "Barhami Pengkhianat!"
By: Ust.Nandang Burhanudin
*****
Sosok da'i sejuta umat, Syaikh Wajdi Ghanim benar-benar berang mendengar fatwa nyeleneh DR. Barhami Wakil Ketua Dakwah Salafiyah yang mengatakan, bahwa As-Sisi adalah pemimpin yang wajib ditaati.
"Barhami sosok pengkhianat. Ia telah mengkhianati Allah, Rasul, kaum mukminin, dan saudaranya yang sama-sama muslim dan memelihara janggut, Presiden Muhammad Mursi", tegas Syaikh Wajdi Ghanim.
Beliau bertanya, "Apa yang dilakukan Barhami dan Hizb Az-Zur (penipu) merupakan perilaku kafir, melawan saudaranya yang muslim Muhammad Mursi. Wahai Barhami, apa dosa saudaramu Mursi? Kesalahan apa yang sudah dilakukan Mursi? Apakah ia koruptor? Apakah ia perampok uang negara? Saya tahu, betapa kebencian kalian kepada Ikhwanul Muslimin teramat dalam! Namun apakah layak kebencian itu hingga mencabik-cabik persaudaraan sesama muslim?"
"Militer Mesir telah menculit seorang muslim yang memelihara janggut, menghentikan siaran channel-channel Islam, menormalisasi hubungan diplomatik dengan Syiria dan Zionis Israel, menangkapi wanita-wanita muslimah yang berhijab, membakar RS lapangan di Rab'ah, apakah semua yang dilakukan militer itu bukan perang terhadap Islam?", tanya beliau geram.
Di tulisan sebelumnya telah saya update fatwa Syaikh Barhami yang membuat hati kita miris. Sosok yang mengharamkan mencukur janggut. Tapi ia menghalalkan mencukur nyawa-nyawa tak berdosa. Sosok yang sangat ketat menjaga sunnah Isbal. Namun ia tak mampu menjaga kewajiban menjaga hak sesama muslim. Terlebih mereka turut serta dalam kezhaliman terhadap Ikhwanul Muslimin dan Presiden Mursi, yang As-Sisi sendiri mengakui, Mursi adalah orang baik.
Sadarkah?
_________________________________________________________________________________
Berikut Ini Fatwa DR.Yaser Barhami tentang Jenderal As-Sisi
Syaikh Salafy Mesir; "As-Sisi Wajib Ditaati"
By: Nandang Burhanudin
*****
Wakil Ketua Dakwah Salafiyah Mesir, DR. Yaser Barhami dalam wawancara di web; "Ana As-Salafy" menegaskan, bahwa Jenderal As-Sisi adalah 'Penguasa yang mampu melalui duri-duri rintangan'. Maka bekerjasama dengan Jenderal As-Sisi dalam kebajikan dan takwa serta demi kemaslahatan negara dan rakyat, merupakan bagian daripada Ta'aawun 'Alal Birri wat Taqwa dan bagian dari istijabah (memenuhi panggilan kebenaran) yang disyariatkan."
Saat ditanya, realitanya Jenderal As-Sisi adalah penguasa yang secara de facto penguasa riil. Apakah wajib as-sam'u (mendengar) watthaa'ah (dan taat) kepada Jenderal As-Sisi?
Barhami menjawab, "Jenderal As-Sisi memang secara dejure belum menjadi imam yang diakui syariat. Namun As-Sisi adalah penguasa yang mampu melintasi duri-duri rintangan. Maksudnya, ia memiliki power untuk menjadikan Mesir di bawah komando dirinya, demi terciptanya stabilitas yang diharapkan. Jadi As-Sisi wajib ditaati."
Nah ketika ditanya bukankah Imamah dan khilafah harus dipegang keturunan Quraisy seperti yang diyakini Salafy selama ini. Ia menjawab, "Memang khilafah itu wajib diserahkan kepada Quraisy. Hanya saja, bisa jadi non Quraisy itu mampu menjadi penegak agama, memimpin dunia dan agama dengan kapasitas mumpuni. JIka demikian halnya, maka kepemimpinan berhak dimiliki dirinya kendati dia bukan orang Quraisy."
Di ujung wawancara, Barhami menasihati pihak-pihakyang ingin khuruj (keluar melawan pemerintah) dalam aksi demonstrasi demi menjalankan sabda Nabi, "Jihad yang utama adalah kata-kata haq di hadapan penguasa lalim" ia menjawab, "Silahkan katakan kalimat al-haq itu tanpa harus menyebabkan lenyanpnya nyawa, harta, atau kehormatan dan tanpa menyebabkan binasanya negara dan rakyat." Ia berdalih, Imam Ahmad saja tetap kritis terhadap penguasa. Namun beliau hanya membatasi diri di majlis-majlis atau forum-forum ilmiah tanpa harus menjadikan dirinya berada dalam ancaman bahaya.
Barhami balik bertanya, "Apakah demonstrasi yang dilakukan dapat meminimalisir kezhaliman, menghilangkannya atau semakin memperparah? Apakah demonstrasi dapat mencegah tercecernya darah atau semakin hilangnya nyawa? Pikirikan realita pasti kalian tahu."
*****
Sungguh saya miris menghadapi para ulama yang tak memiliki nurani. Di MEsir, kini Allah bukakan para da'i yang menyeru ke neraka Jahannam. Para ulama yang tidak memiliki prinsip dengan membiarkan nyawa dibantai. Menjual dalil-dalil agama demi mempertahankan jabatan dan akses ketenaran. Wal'iyaadzu billah.
0 komentar:
Posting Komentar