Menggali Hikmah di Balik Musibah Vonis 16 Tahun LHI
By: Nandang Burhanudin
*****
Musibah itu bagian dari sunnatullah perjuangan. Musibah bisa menimpa
siapapun, bahkan para sahabat Rasul mengalami hal yang sama. Musibah
dalam beberapa kondisi;
1. Kesalahan niat dalam perjuangan.
Tengoklah pasukan pemanah di perang Uhud. Musibah pun datang karena ada
niat yang berbelok. Saat tanda kemenangan berkibar,
godaan meraih ghonimah begitu mendesak. Kita pun paham bersama, di
perang Uhud kaum muslimin syuhada berjatuhan. Hingga Rasul pun terluka.
Allah menegur kaum muslimin saat itu dalam firman-Nya, Ali Imran: 165.
{أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا
قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ} [آل عمران:
165]
"Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan
Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya
(kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri".
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS: Ali Imran Ayat: 165)
2. Musibah datang tidak disebabkan kesalahan personal. Namun Allah
menurunkan musibah sebagai kesempatan untuk introspeksi diri.
Dalam kasus LHI misalnya, banyak yang bertanya? Mengapa bisa terjadi?
Mengapa ke PKS, bukankah partai lain banyak melakukan yang lebih parah?
Mengapa vonisnya 16 tahun? Sementara yang lain: 1. Angie, korupsi 30 M
divonis 4 tahun. 2. Nazarudin, korupsi 37 M divonis 4 tahun. 3. Gayus,
korupsi 72 M divonis 8 tahun. 4. Joko Susilo, korupsi 32 M, divonis 10
tahun. 5. AU, AM, Boed, Ibas? Jika menggunakan nalar manusia, kita akan
stress dan naik darah. Ujung-ujungnya penyakitan bukan?
Dalam
surat Al-Anfal ayat: 53, Allah menegaskan pesan yang singkat dan padat,
"Allah tak mungkin mengubah nikmat yang Allah karuniakan kepada suatu
kaum, hingga kaum itu mengubah diri mereka sendiri." Firman Allah yang
sudah menjadi hafalan wajib bagi kader-kader PKS sebenarnya memerinahkan
seluruh kader di semua jenjang untuk introspeksi diri dan mengubah
paradigma perjuangan. Jujurlah ke dalam. Hal dan haram sudah jelas. Nah
antara keduanya ada yang musytabihaat.
Apa yang terjadi selama
berkoalisi dan berkuasa di banyak daerah? Jawaban yang pasti; Dunia
telah merasuki jiwa-jiwa kader PKS di parlemen dan birokrasi. Apakah itu
aib untuk jujur diakui? Tidak. Bukan aib. Justru para sahabat di perang
Uhud pun ada yang mengalami hal yang sama. Tengoklah firman Allah di
surat ALi Imran: 152, "Di antara kalian ada yang menginginkan dunia
(dalam perjuangan)."
Atau tanya ke dalam, bisa jadi penyakit-penyakit berikut menjangkiti di internal PKS;
=> Ujub dan bangga dengan ikhtiar manusia dan jumlah kader yang militan dan berlimpah. Betul atau tidak?
=> Takabur dan angkuh tidak menerima kritikan dan saran dari orang
lain, dan menganggap ide atau saran orang lain sesuatu yang tak
berkualitas. Betul atau tidak?
=> Bangga dengan dosa dan tidak mau mengubah arah setelah diketahui adanya kesalahan. Betul atau tidak?
=> Friksi atau bersaing tidak sehat di internal. Betul atau tidak?
=> Tidak tegas lagi dengan misi awal memperjuangkan syariat Islam, bukan sekedar meraih kekuasaan. Betul atau tidak?
=> Demi meraih simpati dan dukungan menampilkan cara-cara tidak syar'i saat kampanye. Betul atau tidak?
=> Tidak lagi memperhatikan para konstituen, dan ikut-ikutan dengan
partai lain hanya datang saat mau kampanye. Betul atau tidak?
Bisa jadi ada yang menjawab, "Oh ... hal di atas sama sekali tidak ada!
Kami sangat ikhlas dan benar-benar murni berjuang karena Allah!" Jika
jawabannya demikian, semoga tidak sedang berdusta di hadapan Allah.
Apa solusinya? Kembali kepada firman Allah Ta'ala, surat Al-Anfal: 70;
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِمَنْ فِي أَيْدِيكُمْ مِنَ الْأَسْرَى
إِنْ يَعْلَمِ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ خَيْرًا يُؤْتِكُمْ خَيْرًا مِمَّا
أُخِذَ مِنْكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [الأنفال:
70].
Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di
tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia
akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil
daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
(QS: Al-Anfaal Ayat: 70)
Mafhumnya, jika
kepada tawanan kaum "musyrik" saja Allah bersikap demikian. Tentu kepada
kader-kader PKS, yang dikenal umumnya cinta kebaikan, teguh beramal
shalih, dan benar-benar mushlih, Allah akan mengembalikan seluruh nikmat
itu. Jika sebagai partai nikmat itu berupa kemenangan maksimal di
Pemilu 2014, maka Allah akan mengaruniakan yang lebih maksimal. Berupa
keteladanan para pemimpin dan kader PKS menjadikan Indonesia sepenggal
Firdaus. Jadi yakini, kasus LHI hanya episode PKS menuju kematangan
perjuangan dan penguatan mentalitas sebagai pahlawan!
Diposting oleh
Agus eSWe
0 komentar:
Posting Komentar