1. Memulai pidato dengan Shalawat untuk Nabi Muhammad Saw dan memuji para sahabat radhiyallahu 'anhum. (berbeda dengan Syiah yang mencaci beberapa sahabat).
2. Menegaskan berulang-ulang bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah perlawanan terhadap pemerintahan zholim (berbeda dengan rezim Iran yang mendukung Asad).
3.Menegaskan bahwa Mesir adalah negara Madani (tak seperti Iran yang berhukum pada kebijakan Ayatoullah).
4.Memuji sikap Quba yang tegas menentang AS.
5.Menentang Hak Veto PBB yang tak mencerminkan mendukung demokrasi sesungguhnya dan tidak menghormati keberagaman dalam mengelola hukum internasional.
6. Menolak kezhaliman sejarah terhadap negara-negara Afrika yang tak pernah diberi kesempatan menjadi anggota DK PBB.
7. Membebaskan seluruh kawasan dari senjata nuklir termasuk Israel, kecuali untuk menjaga perdamaian.
8. Pentingnya pemberdayaan perempuan dan menolak segala bentuk diskriminasi atas kaum perempuan.
Teheran - Delegasi Suriah meninggalkan ruang sidang pertemuan
puncak Gerakan Non-Blok di Teheran, Iran, setelah pidato Presiden Mesir
"menohok" mereka. Mohammed Mursi dalam pidato resminya menyatakan
pemberontakan Suriah adalah "revolusi melawan rezim yang menindas". Ia
mengatakan Gerakan Non-Blok memiliki "kewajiban etis" untuk mendukung
pemberontakan itu.
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, mengatakan pidato Mursi yang "menghasut pertumpahan darah lebih lanjut di Suriah".
"Komentar Mursi melanggar tradisi Gerakan Non-Blok dan merupakan bentuk campur tangan dalam urusan internal Suriah," katanya.
Pidato Presiden Mursi di Teheran menandai momen penting karena ia mendefinisikan kebijakan luar negeri yang baru dari negaranya. "Kita harus menerjemahkan simpati ini menjadi sebuah visi politik yang jelas yang mendukung transisi damai menuju sistem demokrasi pemerintahan yang mencerminkan tuntutan rakyat Suriah untuk kebebasan," katanya.
Dia membandingkan gerakan anti-pemerintah di Suriah dengan Palestina, mengatakan keduanya "aktif mencari kebebasan, martabat manusia, dan keadilan." Ia juga menekankan Mesir "siap untuk bekerja dengan semua pihak untuk menghentikan pertumpahan darah (di Suriah)." [tempo.co]
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, mengatakan pidato Mursi yang "menghasut pertumpahan darah lebih lanjut di Suriah".
"Komentar Mursi melanggar tradisi Gerakan Non-Blok dan merupakan bentuk campur tangan dalam urusan internal Suriah," katanya.
Pidato Presiden Mursi di Teheran menandai momen penting karena ia mendefinisikan kebijakan luar negeri yang baru dari negaranya. "Kita harus menerjemahkan simpati ini menjadi sebuah visi politik yang jelas yang mendukung transisi damai menuju sistem demokrasi pemerintahan yang mencerminkan tuntutan rakyat Suriah untuk kebebasan," katanya.
Dia membandingkan gerakan anti-pemerintah di Suriah dengan Palestina, mengatakan keduanya "aktif mencari kebebasan, martabat manusia, dan keadilan." Ia juga menekankan Mesir "siap untuk bekerja dengan semua pihak untuk menghentikan pertumpahan darah (di Suriah)." [tempo.co]
0 komentar:
Posting Komentar