Jakarta – Oknum aparat berpistol dan pengusaha lokal
melakukan tindakan kekerasan dan ancaman dengan menggunakan senjata api
terhadap Relawan Hidayat Didik, kejadian terjadi pada hari Sabtu malam
(02/06/12) di Rawa Badak Selatan RW 03, Jakarta Utara.
“Tadi malam, sekitar jam 21.00 kami mau pasang banner di sekitar Gang
Masjid sampai jalan Pattimura. Tiba-tiba ada lima orang berkendaraan
motor, sebagian berambut cepak, yang menegur dan menyuruh copot banner
yang sudah terpasang. Kami tanya: apa alasannya? Mereka bilang: tak ada
izin RT/RW. Kami jawab : atribut pasangan lain kok boleh dipasang,
sambil kami tunjuk spanduk dan banner yang bertebaran,” ujar Nurdi,
saksi mata.
Pengusaha besi bekas yang memimpin gerombolan itu menghardik dan
mengancam empat orang relawan akan dipatahkan kakinya, apabila terus
pasang banner. Padahal pengusaha itu bukan pengurus RW dan bukan warga
setempat.
Koordinator Relawan Hidayat – DIdik, Matnur, protes keras atas ancaman tersebut.
“Oknum pengusaha lokal ini selain arogan juga mengancam, bahkan
di-beking aparat bersenjata api. Apa bisa demokrasi diperjuangkan dengan
cara kekerasan seperti itu?” ujar Matnur, saat dihubungi media
PelitaOnline, Minggu (3/6).
Ironisnya, pengurus RW setempat ada di lokasi, tapi diam saja, karena
takut. Padahal, mereka mengetahui tidak ada aturan yang mengharuskan
minta izin RT/RW bila ingin memasang banner.
Zainuddin Paru, SH, koordinator advokasi Relawan Bang Dayat-Didik menilai Panwaslu harus mulai kerja.
“Semua pihak yang melanggar silakan ditertibkan. Jangan main hakim
sendiri. Relawan berhak mensosialisasilkan kandidatnya sesuai UU dan
regulasi KPUD. Tindakan oknum yang menyerang relawan Damiri hingga baju
batikwarna oranye yang dipakainya robek dan lepas kancingnya. Ada juga
motor relawan yang rusak karena ditendang oknum aparat, bahkan sempat
diancam senjata api. Relawan bisa saja memobilisasi massa lebih besar
untuk menuntut keadilan, tapi kami ingin mekanisme Pilkada ditegakkan,”
tandas Zainuddin.
Kronologis Kejadian :
- Jam 20:00 malam, relawan hidayat didik kelurahan Rawa badak selatan berkumpul di rumah anggota DPRD tubagus arif, berencana memasang banner hidayat didik.
- Dalam pemasangan banner yg melibatkan sekitar 30 orang relawan hidayat didik tersebut, rencana nya focus ke Rw 03 rawa badak selatan.
- Di bagi lah beberapa kelompok yang menyebar dari jalan Gg. Masjid sampai jln patimura.
- Awal insiden terjadi ketika setelah beberapa orang relawan tengah memasang banner tersebut di jalan gg, masjid. 5 orang dengan berkendaraan motor yang sebagian berambut cepak menegur dan menyuruh mencopot banner2 yg sudah terpasang
- Ketika di Tanya mengapa, orang orang yg melarang tersebut dengan nada tinggi mengatakan karna tidak ada izin RW dan RT.
- Masih dengan nada tinggi nya orang orang tersebut menghardik bahkan mengancam relawan hidayat didik akan mematahkan kaki para relawan yang hanya 4 orang tersebut.
- Anehnya yang melarang tersebut bukan dari pengurus RW, tapi seorang pengusaha besi bekas dengan beberapa beking an nya yang beberapa orang tentara membawa senjata api.
- Walau pengurus RW tersebut ada disana,tapi mereka diam saja, karna mengetahui tidak ada aturan yang mengharuskan minta izin bila ingin memasang banner kepada pihak RT/RW
- Akhirnya relawan hidayat didik mengalah agar tidak terjadi bentrokan pergi menghindar.
- Tapi insiden masih berlanjut. Gerombolan pengusaha besi bekas dan para bekingan tentaranya mendatangi rumah anggota DPRD tubagus arif yang menjadi tempat markas para relawan memasang atribut hidayat didik
- Di depan rumah tubagus arif, pengusaha tersebut menyuruh bekingan nya aparat tentara untuk melepaskan banner yang ada di tiang depan rumah tubagus arif.
- Ketika pengusaha tersebut mengatakan “cabut semua bennernya” salah seorang relawan hidayat didik menegur kenapa di cabut.
- Dengan arogansi nya pengusaha tersebut menantang lalu mendatangi para relawan yg berkumpul di rumah tubagus arif.
- Dengan kasar nya baju batik beresin Jakarta yang di pakai seorang relawan hidayat didik lepas kancing nya hingga robek.
- Situasi tegang, pengusaha tersebut mulai mengangkat tangan ingin memukul relawan. Relawan hidayat didik yang banyak tidak menghiraukan dan mencoba menenangkan situasi
- Relawan hidayat didik yang saat itu berjumlah banyak dari pada gerombolan tersebut mengalah agar situasi kondusif.
- Selepas kejadian tersebut gerombolan pengusaha dan oknum TNI tersebut pergi men sweeping banner banner yang telah di pasang oleh relawan hidayat didik dan mencopotnya dengan memakai senjata tajam
- Para relawan yang sebagian masih memasang banner mendapatkan bentakan agar menghentikan pemasangan tersebut. Salah seorangnya ada yang di tending motornya.
- Selepas kejadian tersebut para relawan hidayat didik berkumpul di rumah anggota DPRD yang menjadi tempat awal berkumpulnya para relawan.
- Di tengah heboh nya kejadian tersebut yang mendapat perhatian warga sekitarnya, oknum tentara yang menjadi bekingan pengusaha besi bekas tersebut datang ketempat para relawan berkumpul.
- Seorang relawan nurdiansyah yang juga kawan kecil sepermainan dengan pengusaha tersebut disuruh menghadap “si boss”,istilah yang di gunakan aparat tentara tersebut.
- Tak lama kemudian oknum tentara tersebut datang kembali, memanggil seorang relawan ustad damiri yang baju bbj nya di robek oleh pengusaha tersebut
- Oknum tentara tersebut mengatakan, “kamu ada ada aja segala melawan boss, bukannya diam saja. Kamu entar kalau tidak menghadap urusannya panjang, mending kamu menghadap saja.
- Akhirnya ustad damiri dengan beberapa orang relawan mendampingi mengahadap “si bos” oknum tentara tersebut.
- Dalam pertemuan di rumah tersebut, pengusaha besi bekas tersebut meminta para relawan hidayat didik meminta maaf kepada mereka sambil mengatakan “untung tidak saya siram dengan ini” sambil memperlihatkan senjata api ke para relawan hidayat didik
- Dalam pertemuan tersebut beberapa orang hadir diantaranya ketua RW yang lebih banyak diam dan beberapa oknum tentara yang menjadi beking pengusaha tersebut.
- Pengusaha tersebut meminta relawan hidayat didik meminta maaf dan melarang memasang banner dan atribut hidayat didik. Beberapa relawan sempat mencium bau alcohol dalam pertemuan tsb
- Anehnya atribut kandidat cagub lainnya banyak bertebaran di RW tersebut dan tidak ada pelarangan.kalau pun ada pelarangan yang lebih berhak tentu para aparatur RW, sedangkan ketua RW yang hadir saat itu lebih banyak diam.
0 komentar:
Posting Komentar