KAIRO - Jamaah Ikhwanul Muslimin mengumumkan kepada publik dimulainya
demo terbuka rakyat Mesir di Medan Tahrir, Kairo. Ini dilakukan dalam
rangka untuk menjaga kehendak rakyat dalam pilpres yang seharusnya hari
ini, Kamis, 21 Juni 2012 diumumkan oleh KPU Mesir.
Mahmud Ghazlan, JUbir resmi Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada aljazeera bahwa demo menguasai
Medan Tahrir dilaksanakan dalam rangkan menjaga kehendak rakyat yang
sudah tersalurkan lewat pemilu, untuk menolak ‘i’lan dustur mukammil,
menentang intervensi militer terkait dengan pembubaran parlemen dan
pembuatan panitia perumus undang-undang produk militer.
Ghzalan
tidak menentukan sampai kapan demo kuasai Tahrir ini berlangsung
kecuali jika KPU sudah mengumumkan kemenangan capres revolusi.
Perlu diketahui, Semalam, Ikatan Hakim untuk Masa Depan Mesir mengadakan
jumpa pers mengumumkan hasil penghitungan suara yang mereka lakukan
dengan suara sah dan sesuai dengan hasil KPU yang ada di mana
menempatkan capres Dr. Mursi sebagai pemenang dengan total suara
13.238.335 suara sedangkan Syafiq meraih 12.351.310 suara.
Sebelumnya Ghazlah mengingatkan apa yang disebut dengan melawan ‘bahaya
dan adu fisik’ antara rakyat dan militer jika militer ternyata KPU
-ketua KPU Mesir sekarang ini ditunjuk Mubarak pada masa
pemerintahannya- mengumumkan kemenangan Syafiq.
Ghazlan
mengatakan bersikerasnya timses Syafiq yang mengklaim calonnya menang
merupakan indikasi adanya niat busuk dari militer dan KPU. Beliau
memperingatkan agar tidak ada kecurangan suara. Jika pengumumannya
ternyata pemenangnya adalah Syafiq, maka menjadi bukti nyata adanya
kudeta militer. Saya menghimbau agar militer tidak mempermainkan
kehendak rakyat.
Sedangkan Gerakan 6 April menegaskan bahwa
kami akan berdiri menghadang upaya kudeta militer terhadap kehendak
rakyat yang tercermin dalam hasil pilihan mereka dalam pemilu. Gerakan
ini menyatakan bahwa upaya untuk merubah hasil suara pilpres dengan
memenangkan Syafiq akan menggiring Mesir dalam perang sipil.
Sebelumnya KPU Mesir mennyiarkan bahwa KPU tidak akan mengumumkan hasil
pilpres Mesir putaran kedua hingga selesainya penanganan sengketa yang
ada oleh peradilan atau hakim sampai waktu yang tidak ditentukan. Timses
Syafiq menggugat hasil penghitungan KPUD-KPUD yang memenangkan Dr.
Mursi. Kata mereka terjadi banyak kecurangan dan penggelembungan suara?
Mereka mengklaim -tanpa bukti sah- bahwa satu juta suara mereka diambil
oleh timses Mursi, sehingga tuntutan mereka adalah mengurangi suara
Mursi dan menambahkan ke suara mereka. [aljazeera]
Mahmud Ghazlan, JUbir resmi Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada aljazeera bahwa demo menguasai Medan Tahrir dilaksanakan dalam rangkan menjaga kehendak rakyat yang sudah tersalurkan lewat pemilu, untuk menolak ‘i’lan dustur mukammil, menentang intervensi militer terkait dengan pembubaran parlemen dan pembuatan panitia perumus undang-undang produk militer.
Ghzalan tidak menentukan sampai kapan demo kuasai Tahrir ini berlangsung kecuali jika KPU sudah mengumumkan kemenangan capres revolusi.
Perlu diketahui, Semalam, Ikatan Hakim untuk Masa Depan Mesir mengadakan jumpa pers mengumumkan hasil penghitungan suara yang mereka lakukan dengan suara sah dan sesuai dengan hasil KPU yang ada di mana menempatkan capres Dr. Mursi sebagai pemenang dengan total suara 13.238.335 suara sedangkan Syafiq meraih 12.351.310 suara.
Sebelumnya Ghazlah mengingatkan apa yang disebut dengan melawan ‘bahaya dan adu fisik’ antara rakyat dan militer jika militer ternyata KPU -ketua KPU Mesir sekarang ini ditunjuk Mubarak pada masa pemerintahannya- mengumumkan kemenangan Syafiq.
Ghazlan mengatakan bersikerasnya timses Syafiq yang mengklaim calonnya menang merupakan indikasi adanya niat busuk dari militer dan KPU. Beliau memperingatkan agar tidak ada kecurangan suara. Jika pengumumannya ternyata pemenangnya adalah Syafiq, maka menjadi bukti nyata adanya kudeta militer. Saya menghimbau agar militer tidak mempermainkan kehendak rakyat.
Sedangkan Gerakan 6 April menegaskan bahwa kami akan berdiri menghadang upaya kudeta militer terhadap kehendak rakyat yang tercermin dalam hasil pilihan mereka dalam pemilu. Gerakan ini menyatakan bahwa upaya untuk merubah hasil suara pilpres dengan memenangkan Syafiq akan menggiring Mesir dalam perang sipil.
Sebelumnya KPU Mesir mennyiarkan bahwa KPU tidak akan mengumumkan hasil pilpres Mesir putaran kedua hingga selesainya penanganan sengketa yang ada oleh peradilan atau hakim sampai waktu yang tidak ditentukan. Timses Syafiq menggugat hasil penghitungan KPUD-KPUD yang memenangkan Dr. Mursi. Kata mereka terjadi banyak kecurangan dan penggelembungan suara? Mereka mengklaim -tanpa bukti sah- bahwa satu juta suara mereka diambil oleh timses Mursi, sehingga tuntutan mereka adalah mengurangi suara Mursi dan menambahkan ke suara mereka. [aljazeera]
0 komentar:
Posting Komentar