Harakatul al-Muqawamah al-Islamiyah atau biasa disebut Hamas merupakan kelompok perjuangan Palestina amat ditakuti oleh Zionis Israel. Tidak cuma militan, akan tetapi kecerdasan mereka memperjuangkan tanah kelahiran terhadap penjajahan Zionis menjadikan seluruh pemimpin Hamas sudah tak lagi takut pada apapun, termasuk peralatan perang Negeri Bintang Daud yang spektakuler serta dukungan asal Amerika Serikat, negara terkuat sejagat.
Merdeka.com mencatat, setidaknya terdapat lima nama pemimpin Hamas paling menjadikan pemerintahan serta militer Zionis Israel bergetar apabila disebutkan. Dikutip dari stasiun televisi BBC, ini dia pemimpin Hamas paling ditakuti Zionis. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya.
Syekh Ahmad Yasin atau Ahmad Ismail Yasin pemimpin spiritual Palestina. Dia lahir di Desa al-Jaurah, sebuah perkampungan dengan Jalur Gaza pada 1 Januari 1938. Di usia kanak-kanak, dia dan keluarganya telah menjadi pengungsi sebab pecah perang antara dunia Arab dengan Israel.
Saat remaja, Syekh Ahmad Yasin telah mengalami kelumpuhan sebab salah dalam melakukan olahraga (ketika melakukan pelatihan pra militer). Tak hanya lumpuh, dia pun menjadi buta namun ini tidak mengurangi semangatnya untuk belajar. Kecerdasannya membuat ia mampu menyelesaikan sekolah dengan baik bahkan diterima di Universitas Al Azhar, Ibu Kota Kairo, Mesir walau tak sampai tamat karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan melanjutkan perguruan tinggi.
Dia mendirikan organisasi Harakatul al-Muqawamah al-Islamiyah atau Hamas. Dari atas kursi rodanya, dia mampu membangkitkan semangat rakyat Palestina untuk melawan Israel. Suaranya parau tapi bisa mengubah batu menjadi senjata AK-47 yang menghancurkan kendaraan lapis baja Zionis.
Negara Bintang Daud itu takut padanya, takut pada kalimat-kalimat serta pemikirannya bisa menggerakkan puluhan ribu warga Palestina untuk melawan Israel. Syekh Ahmad Yasin menjadi target pembunuhan utama. Dia terbunuh pada 2004 oleh tiga roket Israel saat pulang dari shalat subuh di masjid setempat.
2. Abdul Aziz Rantissi
Abdul Aziz Rantissi merupakan sohib kental Syekh Ahmad Yasin. Bersama, keduanya mendirikan organisasi Harakatul al-Muqawamah al-Islamiyah atau Hamas. Jika otak utama Hamas adalah Yasin, Rantissi dikenal juru bicara anti-kompromi dengan Israel. Dia bahkan menentang dan memutuskan diskusi dengan Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas yang menyerukan gencatan senjata dengan Negeri Zionis itu.
Saat sahabat terdekatnya, Yasin, terbunuh. Rantissi maju menjadi pemimpin Hamas. Dia memanggil ribuan pendukungnya di Gaza dan mengumumkan perang dengan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat. Dia pernah mengatakan, jika harus memilih mati sebab ditembak Israel atau berpenyakit jantung, ia memilih yang pertama. Kata-katanya terbukti. Tak lama setelah kematian Yasin, Rantissi dihabisi Angkatan Pertahanan Israel dengan berondongan peluru.
3. Yahya Ayyas
Yahya Ayyas lahir di Kota Rafah, Palestina, pada 6 Maret 1966. Dia masuk dalam barisan Brigade Ezzul Deen Al Qassam, kelompok sayap Hamas. Dia lulus dan mendapat gelar sarjana elektro dan menjadi otak dibalik pembuatan senjata serta bom kelompok itu.
Ayyas sangat ditakuti Israel sebab keahliannya merakit bahan peledak itu. Senjata ciptaannya telah membunuh ratusan tentara dan sipil Negeri Zionis. Ayyas terbunuh oleh Agen Mata-Mata Israel bekerjasama dengan salah satu anggota Hamas membelot. Dia meledak bersama telepon yang ternyata adalah bom.
4. Syekh Izzudin al-Qassam
Syekh Izzudin al-Qassam salah satu tokoh utama pergerakan pembebasan Palestina dan dunia Arab. Dia pencetus kalimat, umat Islam harus membantu diri mereka sendiri sebab tidak ada orang lain bakal membantu. Namanya diabadikan menjadi kelompok sayap Hamas karena pandangannya banyak mempengaruhi ribuan pemuda muslim untuk mengikuti jalannya.
Syekh al-Qassam berhasil mencerahkan para pemuda untuk bangkit sadar politik dan perlawanan bersenjata sebagai bagian dari perjuangan seorang muslim melawan penjajahan barat.
5. Ahmad al-Jabari
Nama lengkapnya Ahmad Said Khalil al-Jabari. Dia pemimpin sayap Hamas kemarin terbunuh oleh roket Israel. Dia garda depan perundingan pertukaran tawanan Palestina dengan tahanan Zionis. Sebagai ketua tertinggi berigade paling ditakuti Israel, dia menjadi target utama pembunuhan oleh Agen Rahasia Israel Mossad.
Kemampuan al-Jabari dalam memimpin sayap militer Hamas ini dengan cepat berkembang dan dalam waktu singkat kelompok masih berupa milisi menjadi semi militer dengan lebih dari 10 ribu pasukan yang terbagi dalam tugas dengan tingkatan tertentu. Setiap tugas dan tingkatan ini dimaksimalkan pada unit-unit khusus. Dia juga membangun beragam gudang senjata untuk Brigade Izzuddin Qassam dan sebagian senjata itu diproduksi sendiri, persis kehebatan pendahulunya, Yahya Ayyas.
Perlahan tapi pasti, al-Jabari menjadi masalah terbesar Israel. Dengan serangkaian bombardir dilancarkan pekan ini, pemimpin itu akhirnya tewas dengan roket ditembakkan pasukan Zionis. (suaranews)
0 komentar:
Posting Komentar