Kudeta Mesir: Menghilangkan Teladan Jihad
By: Nandang Burhanudin
*******
Peristiwa kudeta di Mesir adalah peristiwa paling heboh. Mursi seorang
Presiden yang dipilih secara demokratis, ternyata dikudeta oleh
pihak-pihak yang katanya kampiun
demokrasi. Tuduhan yang sering dilontarkan adalah: terjadi ikhwanisasi
di Mesir terhadap lembaga-lembaga negara. Namun mereka menutup mata dan
tidak mau menutup mata, saat partai Demokrat-Republik berkuasa di AS,
mengapa tidak disebut Demokratisasi atau Republikasisasi? Atau
Golkarisasi dll?
Tuduhan Ikhwanisasi adalah tuduhan yang aneh dan
serampangan. Dari 38 jumlah menteri di kabinet, ternyata hanya 3-4 orang
saja yang murni kader Ikhwanul Muslimin. Jumlah gubernur pun yang
berasal dari IM hanya 2 orang, dari 21 provinsi di Mesir. Malah
kementrian yang krusial, tetap dikuasai pendukung Mubarak. Sekali lagi,
alasan Ikhwanisasi hanya menutupi ketidakakuratan dan ketidakjujuran
kaum Sekuler-Liberal-muslim ambigu atas keengganan mereka menerima
kenyataan, bahwa Mursi Presiden yang sukses dan IM adalah gerakan Islam
yang memiliki kecakapan mengelola negara.
Menurut analisasaya,
semakin banyak negara yang dikuasai gerakan Islam dan cakap mengelolanya
menuju independensi seperti di Turki, maka ini adalah warning, tanda
bahaya memudarkan pengaruh Barat di dunia Islam.
Kini, saat kudeta,
kaum Sekuler-Liberal-muslim ambigu berusaha menutupi kenyataan: bahwa
kudeta bukan ditujukan melawan Islam, tapi melawan Ikhwan.
Pertanyaannya, mengapa yang dilawan justru adalah manusia-manusia yang
tengah shalat, berjanggut, dan tidak melakukan anarkis. Mengapa justru
para kudetis membiarkan pembantaian terjadi di depan tatapan mata mereka
dan dilakukan preman-preman yang terlatih?
Syaikh Prof. Dr.
Musthafa Mahmud sejak lama menegaskan; “Ketika politikus Barat teriak
lantang, bahwa mereka tidak anti Islam dan tidak memusuhi Islam sebagai
agama. Maka yakinlah, apa yang mereka teriakkan adalah benar adanya.
Mereka tidak keberatan saat kita shalat, puasa, beri’tikaf, dan
menghabiskan seluruh hidup kita dalam tawakal. Mereka mempersilahkan
kita untuk ber’tikaf sesuka hati, bertahlil atau bertakbir sepuas hati.
Mereka sama sekali tidak memusuhi Islam ritual. Islam syiar. Islam yang
berupa ibadah atau zuhud. Musuh-musuh Islam tidak keberatan, jika
akhirat semuanya menjadi milik umat Islam. Karena akhirat bukan hal yang
membuat mereka risau. Malah jika perlu, musuh-musuh Islam akan
mensupport umat untuk beribadah, larut dalam tangis, dan sumah setia
dengan para syaikh tarekat.
Islam yang menjadi masalah bagi Barat dan musuh-musuh Islam lainnya, yaitu adalah Islam dengan karakter:
1. Islam yang merongrong kekuasaan Barat, kemudian merebut kekuasaan dibangun di atas dasar nilai-nilai universal dan akhlak.
2. Islam yang memaksa Barat agar Islam memiliki peran nyata, riil, maju, progresif dalam mengelola kehidupan.
3. Islam yang terimplementasikan dalam aturan-aturan budaya, nilai-nilai hukum bahkan seni.
4. Islam yang ingin bangkit meraih kemajuan sains teknologi dan
produktif melahirkan produk-produk hightech dengan tujuan damai bukan
perang.
5. Islam yang tampil elegan di panggung perpolitikan,
mentransformasi keshalihan individual ke dalam keshalihan kolektif
masyarakat untuk kemudian memperbaiki peradaban dan perubahan dunia.
Bagi Islam yang memiliki tipe di atas, tak ada kompromi. Tak ada
toleransi. Islam berkarakter langsung diperangi. Mereka tak segan
membunuhi kita dengan senjata-senjata pembunuh. Anehnya peluru-peluru
itu datang dari negeri Islam sendiri.”
Jadi, kasus kudeta Mesir
memberikan sinyal bagi kita, bahwa Barat (AS-Israel) dan antek-anteknya,
akan memberi ruang untuk kita yang meneriakkan Al-Qur’an dan Sunnah
Solusi, tapi akan memerangi jika solusi itu diaplikasikan dalam aksi
nyata: nasionalisasi asset, kemandirian politik-ekonomi-militer-budaya.
Mereka akan membiarkan kita shalat selama mungkin. Tapi akan memerangi
kita saat pemerintahan dikomando kita dengan akhlak-tranparansi-dan
antikorupsi. Mereka akan membiarkan umat Islam mengibar-ngibarkan bendera
Laa Ilaaha Illallah, kalau perlu setiap cm diisi bendera. Namun akan
menghancurkan kita saat kita menguasai asset-asset multinasional.
Sadarkan? Wallahu A’lam
Diposting oleh
Agus eSWe
0 komentar:
Posting Komentar