PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Hizbut Tahrir, organisasi politik yang konsen dalam penegakan khilafah dan tak mau terlibat secara langsung dengan sistem kufur yang bernama demokrasi. Demokrasi dipandang adalah kufur karena dianggap sebagai sistem buatan manusia dan tak layak dijadikan sebagai sandaran hidup dalam menjalankan sendi-sendi berkehidupan bernegara.

Membaca peta politik hizbut tahrir bagi yang tak memahaminya maka akan mengalami kebingungan kemana arah dan tujuan pergerakan mereka, walaupun bisa dibilang konsen mereka adalah mengajak pada tegaknya khilafah islamiyah.

Sempitnya dalam memahami kata "mengajak" ini terkadang membuat hizbut tahrir menjadi organisasi yang lebih banyak bicara tanpa bekerja. Semua pemaknaan kehidupan dipandang harus kembali pada syariah dan khilafah semata dan sistem yang dibentuk manusia adalah sistem yang kufur dan penuh dengan kegagalan.



Kondisi Mesir saat ini sangat mudah bagi kita melihat bagaimana peta politik dari hizbut tahrir, tak mau dikatakan ikut barisan pengkudeta tapi justru diam-diam berharap pada kudeta agar tampuk kekuasaan diserahka pada mereka karena merekalah yang miliki sistem paling syariah menuju kekhilafan islam.

Sebuah tulisan yang menarik pada web resmi hizbut tahrir indonesia tentang bagaimana tulisan ini memuat pujian-pujian pada kuasa militer pada pemerintahan islam dan membandingkannya pada militer mesir dan justru berharap militer mau memberikan kekuasaan pada mereka (hizbut tahrir) karena hanya mereka yang miliki sistem paling syari.

Kondisi ini sangat membuat sumringah, tak ingin terlihat mengikuti kudeta tapi sangat ingin menikmati hasilnya. Penulis tak mengetahui apakah hizbut tahrir memahami atau tidak bahwa sebab-sebab kudeta Mursi adalah salah satunya akan ditegakkannya sistem islam dalam pemerintahan Mesir. Tapi kemudian akan muncul pertanyaan, jikapun hizbut tahrir tau akan hal ini, apakah mereka mau bergabung dalam barisan Mursi bersama memperjuangkan sistem islam?

Sampai dengan saat ini yang mereka lakukan tak lebih daripada retorika. Jika mereka mau belajar dari siroh-siroh Rasulullah saw dan mau melakukan perjanjian-perjanjian (koalisi) dengan Mursi dalam menegakkan syariat islam dalam pemerintahan Mesir maka hal ini tentu akan lebih terlihat nyata dari pada sekedar menulis dan menghujat pemerintahan kufur demokrasi. Tapi apakah mereka mau?

Pertanyaan, apakah mereka (hizbut tahrir) mau untuk melakukan (koalisi) itu? Sebab hizbut tahrir sangat menginginkan bahwa khilafah itu adalah berawal dari mereka dan kekhalifahan akan dimulai dari pimpinan-pimpinan mereka.

Disinilah belum dewasanya peta perpolitikan dari pada hizbut tahrir. Mereka terkungkung pada pemahaman mereka sendiri bahwa syariah dan khilafah haruslah berawal dari mereka. Dan kemudian apakah mereka siap jika syariah dan khilafah justru telah berdiri tanpa ada campur tangan mereka dalam pembentukannya, jika nantinya takdir Allah swt menentukan demikian?

Hizbut Tahrir harus lebih banyak belajar dalam dunia perpolitikan kekinian agar tak terjebak pada pemahaman-pemahaman yang justru tak memuluskan kelompok-kelompok lain dalam mewujudkan khilafah islamiyah dengan jalan, bentuk dan model yang berbeda dari mereka. Dan hizbut tahrir sudah saatnya memunculkan sikap kedewasaan dalam diri mereka bahwa kelompok mereka juga harus siap dipimpin jika nantinya khilafah justri tegak bukan berawal dari kelompok mereka.
Wallahualam

[Faguza Abdullah]

 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).