Mursi Mundur, Israel Makmur!
By: Nandang Burhanudin
****
Arogansi kaum sekuler-liberal-Kristen Koptik-muslim ambigu yang tak pernah berhenti membuat teror terhadap Presiden Mursi, adalah hal yang menyedihkan. Hanya karena Mursi berasal dari IM dan memiliki militansi keIslaman yang haraki, semua menolak kendati Mursi sudah banyak mengalah dan bersikap longgar terhadap para penentangnya.
Gerakan tamarrud (violent) yang dimotori kaum sekuler-liberal-Kristen Koptik-muslim ambigu, sama sekali tidak memiliki alasan yang jelas mengapa Mursi yang dihujat dan IM terus-terusan dilaknat. Mungkin alasan terbesar adalah: rasa iri dengki (hasud) atas pengorbanan-prestasi-dan kesuksesan Mursi yang sangat efektif-efisien menerapkan masyru' hadhari (proyek peradaban) yang dicanangkan IM berupa: kemandirian ekonomi-keshalihan pemerintahan-dan kekuatan militer. Hal yang paling ditakutkan Israel tentunya.
Bagi saya, perilaku kaum sekuler-liberal-Kristen Koptik-muslim ambigu mencerminkan beberapa hal:
Pertama: Pihak yang dirugikan dari lengsernya Mursi, bukan Mursi sendiri. Karena Mursi adalah pribadi
bukan penjilat kekuasaan, sebagaimana ia tidak pernah melakukan rekayasa apapun untuk berkuasa. Justru yang dirugikan adalah bangsa Mesir sendiri. Mereka akan kehilangan sosok negarawan yang lahir dari rahim rakyat. Sosok yang memiliki IQ tinggi, hafal Al-Qur'an, pengabdi kepada umat, dan karenanya ia dipenjarakan rezim Mubarak. Seperti bangsa Indonesia, yang tahun 1999 menyia-nyiakan BJ. Habiebie.
The right man on the wrong place. Kita rakyat Indonesia menolak Habiebie dan putra-putranya. Tanpa alasan yang jelas, selain karena ia jenius, memiliki relasi Eropa yang kuat, namun tidak diinginkan AS. Kesuksesan Pak Habibie kita lupakan. Padahal beliau sukses menstabilkan harga dollar dari Rp. 15.000 menjadi 5000 rupiah. Mursi pun demikian. Sukses menstabilkan harga Pound Mesir terhadap uang asing, bahkan sukses menstabilkan harga-harga dan devisa Mesir akibat dililit hutang dan korupsi yang menahun.
Kedua: Sikap kasar, brutal, dan teror mencerminkan arogansi kaum sekuler-liberal-Kristen Koptik-dan muslim ambigu, sekaligus mengirim pesan kepada dunia: bahwa bangsa Mesir adalah bangsa yang tidak sebesar sejarahnya. Bangsa Mesir adalah bangsa yang banyak diabadikan Al-Qur'an. Dari Mesir pula Siti Hajar bunda Ismail berasal. Ia yang kemudian menunaikan perintah Tuhan untuk memukulkan kaki di sebuah lembah yang tak ada setetes pun air dan bekal. Di tempat itulah air zam-zam kini terus mengalir tanpa henti. Sumbangsih Mesir dengan Al-Azharnya, tak pernah diragukan. Tengok ke penjuru dunia, hampir tak ada negara di dunia ini, melainkan pernah belajar dan berguru ngaji kepada bangsa Mesir. Namun kini, mereka menjadi beringas, kasar, dan intoleran. Padahal para pelakunya adalah orang-orang yang mengatasnamakan sebagai kampiun demokrasi.
Ketiga: Pengaruh rezim Mubarak dan hegemoni Israel di Mesir sangat terasa.
Sejarah mencatat, bahwa setelah penggulingan Muhammad Nagueb, Presiden Republik Pertama Mesir yang digantikan era Nasser, Sadat, dan Mubarak, tangan-tangan Israel (Zionis) telah mengangkangi Mesir. Dimulai dari gerakan Rotary International, Freemasonry, hingga Lions Club, tak sedikit pejabat-pejabat tinggi, dosen-dosen Al-Azhar, hingga para pengusaha yang menjadi anggota kehormatan klub-klub Zionis.
Pengaruh klub-klub Zionis tersebut seperti kangker. Sedikit demi sedikit menggerogoti alam bangsa Mesir. Salah satu kementrian yang sukses dikuasai oleh anggota Klub Zionis adalah Kepolisian yang dibawah komando Kementrian Dalam Negeri. Salah satu lembaga yang tidak membolehkan ciri-ciri keIslaman dilakukan oleh anggotanya. Kini Mursi harus berhadapan dengan penentangan perwira-perwira kepolisian, yang sejak era Mubarak merasakan hak privilage, wewenang yang tidak terbatas, hak penangkapan, bahkan anggaran yang tak berujung. Hal lumrah dan lazim di negara-negara Dunia ke III, AS-Barat sangat welcome memperkuat institusi kepolisian daripada militernya.
Keempat: Peran Media massa memutarbalikkan fakta dan menghasut sangat mencolok.
Sebenarnya, sebagai Presiden, Mursi dilemahkan dengan amandemen konstitusi baru yang juga ditolak oleh kaum liberal-sekuler-Kristen Koptik-muslim ambigu. Amandemen itu telah memberikan ruang kebebasan yang kebablasan. Justru yang diuntungkan adalah para pemilik media yang notabene dikuasai jaringan-jaringan liberal-sekuler-Kristen Koptik-muslim ambigu dengan penyandang dana dari Israel.
Kelima: Mesir seakan menegaskan, tak layak dipimpin oleh pemimpin yang dipilih secara demokratis. Mesir lebih cocok dikomando oleh rezim diktator yang berasal dari militer atau didukung militer.
Mengapa kaum liberal-sekuler-Kristen Koptik-muslim ambigu mengharapkan kembali militer manggung?
1. Karena sepanjang sejarah militer berkuasa, pihak yang paling dikorbankan adalah kalangan Islamis-muslim haraki-muslim politik.
2. Jika yang menjadi korban dari kalangan Islam haraki, tak akan ada yang teriak-teriak pelanggaran HAM. Malah dunia terdiam dan Israel paling diuntungkan.
3. Terciptanya stabilitas semu. Saat itu, Israel bebas secara merajalela merusak generasi muda dengan narkoba, filem-filem porno, mendorong pejabat korupsi, hingga Israel menyandera para pejabat intel dengan gratifikasi seks yang telah diabadikan.
Insya Allah, besok akan ditulis prediksi sikap militer Mesir terhadap situasi-kondisi saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar