PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Tak ada pemimpin Arab yang paling menanti kondisi Mesir akhir-akhir ini, selain pemimpin UEA Syaikh Muhammad bin Zayid. Kondisi "chaos" Mesir dengan target: melengserkan Moursi sejak lama menjadi agenda utama, bekerjasama dengan Marsekal Thanthawi sebelum diberhentikan oleh Moursi.

Dewan Tinggi Militer Mesir yang dipimpin oleh Marsekal Thanthawi dan kaum LIberal yang digalang Syafiq, Elbaradai, Amr Mousa sebenarnya telah merancang kejatuhan Moursi sebelum awal tahun 2013 M. Untuk rencana tersebut, Marsekal Thanthawi mendapatkan gelontoran dana yang langsung ditransfer ke rekening pribadi di Abu Dhabi. Jumlahnya sangat fantastis, mencapai 300 juta dollar AS.

Komunikasi makar yang dilakukan Marsekal Thanthawi bersama dengan perwakilan UAE yaitu Muhammad Wasif bin Zayid. Namun, konspirasi yang ditopang negara-negara petro dollar mulai dari Saudi Arabia, Emirat, Oman, dan Kuwait ini tercium Moursi. Intelejen Mesir mengungkap adanya "ruang komando" yang dikendalikan dari Abu Dhabi yang langsung dipimpin oleh Muhammad Zayid.
Moursi pun bergerak cepat. Secara dramatis Moursi memecat 72 Pati dan Pamen berikut Sang jenderal Tua, Marsekal Thantawi. Serta merta, Marsekal Thanthawi pun melaporkan nasib yang ia alami kepada pihak UAE yang merespon melalui Kedubes UAE di Kairo, untuk menjemput Thantawi ke UAE berapapun harganya. Namun, tak ada yang mengira, Moursi lebih dulu mencekal, hingga Thantawi tak bisa bepergian ke luar negeri.

Kendati sukses mengembalikan militer ke barak, Moursi sadar betul bahwa tantangan selanjutnya tidak ringan. Karena lawan-lawan politik IM yang didanai UAE mengubah strategi dengan target yang sama. Di antara strateginya adalah:

1. Menjadikan media-media TV-koran-majalah-radio sebagai corong terdepan
menebar kebohongan. Targetnya: memecah belah masyarakat Mesir, sekaligus memperburuk cintra Moursi yang pernah mencapai 65 % dari segi penerimaan
masyarakat kepadanya. Contoh pengaruh media adalah saat Moursi memberhentikan Jaksa Agung era Mubarak dan menugaskannya menjadi Dubes di Vatikan. Keputusan tersebut ditentang habis-habisan oleh media, hingga Moursi menunda pembebastugasan tersebut.

2. Melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh Nasionalis-Sekuler untuk sama-sama mengerahkan massa demi menciptakan kondisi "chaos" di jalanan Mesir.

3. Mendanai sekaligus mempersenjatai preman-preman jalan, para pemabuk, dan
pemakai narkoba untuk bertindak anarkis dan menyerang siapapun yang menentang, merampok toko-toko, dan menargetkan kader-kader IM. Terbukti, di depan istana Ittihadiyah ditemukan botol-botol miras, narkoba, dan obat-obatan.

4. Secara intensif menggerakkan tokoh-tokoh Nasionalis untuk membuat blok tandingan IM-Salafy. NNM News mengutip kantor berita Israel Haartz yang "mencurigai" pertemuan rahasia antara Amr Mousa dengan Romy Levy di Ramallah. Tujuannya adalah: membuat koalisi Arab-Israel melawan gerakan Islam (spesifiknya: Salafy-IM).

Menurut Haartz, "Pertemuan keduanya sangat tidak biasa, di tempat yang tidak biasa, dan diikuti pebisnis Israel dari parati Likud Romy Levi dan mantan Sekjend Liga Arab Amr Mousa di rumah pebisnis Palestina di Nablus."

Menurut pakar stategis Thala'at Rumaih dan wartawan Khalid Abdullah, IM dan Moursi tindakan Moursi yang tidak memerintahkan polisi anti huru-hara bersikap anarkis, memang dinilai sebagian kalangan adalah titik lemah Moursi yang cenderung berdamai dengan para oposan. Demikian juga dengan sikap koalisi IM-Salafy yang melarang kader-kader dan simpatisannya melawan teror dengan teror. Semua disebabkan, Moursi-IM-Salafy Mesir memahami bahwa aksi di lapangan adalah bagian dari skenario global bukan didasari tuntutan dari nurani rakyat. Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan Poros Koalisi Kekuatan Islam adalah:

1. Menyerukan kepada Front Penyelemat Tanah Air untuk menarik kerumunan para penentang Presiden Moursi dari depan Istana Ittihadiyah, demi menghindari bentrok fisik dan perang saudara dengan para pendukung Presiden Moursi yang telah mengepung istana Ittihadiyah sejak Rabu sore (5/12/12) kemarin dengan jumlah massa yang sangat banyak.

2. Melakukan konsolidasi secara masif dan terstruktur seluruh elemen pendukung Presiden Moursi. Tujuannya memutus makar kudeta yang dilakukan oleh orang-orang bayaran, antek-antek Mubarak, dan kaum oportunis yang memanfaatkan anak-anak muda revolusioner sebagai garda terdepan. Semua kader dan simpatisan Moursi-IM-Salafy dierintahkan berjaga-jaga di depan Istana Ittihadiyah hingga selesainya referendum.

3. Menuntut Presiden Moursi untuk mengeluarkan keputusan Presiden yang tegas dan berwibawa terhadap pihak-pihak yang melakukan makar. Untuk kemudian mengungkapkan kejahatan mereka di depan publik, agar masyarakat tahu siapa revolusioner sejati dan mana oportunis.

4. Kepada rakyat Mesir, diharapkan untuk tidak mempercayai gosip dan isu-isu murahan yang disebar kaum oportunis. 
Menurut Rifa'at Thahtawi, kepala Rumah Tangga Kepresdinan, "Ada tiga kejadian yang sekarang tengah berlangsung di sekitar Istana Ittihadiyah:
1. Koordinator aksi yang rata-rata preman tengah mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh penting dari wilayah Sha'id (wilayah pedesaan) di Hotel Safir. Tujuannya: mempersiapkan strategi penyerangan kepada para demonstran, untuk kemudian difitnahkan kepada kepanduan IM dan Salafy.

2. Pertemuan lain berlangsung di pusat komando tengan berlangsung pembagian uang kepada demonstran anti Moursi.

3. Koordinator lapangan preman-preman pada hari Rabu (5/12/12) telah bersepakat untuk mempersenjatai para pendemo dengan senjata dan menciptakan chaos di antara para pendemo mereka sendiri.

Itu jangka pendek. Jangka panjangnya, para penentang Moursi yang didukung penuh oleh kedua putra rejim Mubarak tengah menyiapkan skenario pembantaian. Mereka sudah siapkan pelatihan militer di kamp-kamp syiah di Lebanon. Setelah itu masuk ke Mesir dengan mengenakan atribut-atribut IM dan melakukan pembantaian. Kemudian mereka menuduh Al-Ikhwaan Al-Muslimiin lah yang melakukan hal tsb. Allaahumma dammirhum wa khudzhum akhdza 'aziizin muqtadir.

Mengapa tokoh-tokoh di atas sebegitu membenci Moursi? Dr. Alaa Shadiq memiliki jawabannya, "Kondisi chaos saat ini disebabkan menguatkan kembali kubu Nasionalis dan Loyalis Mubarak, yang tidak siap menerima kenyataan bahwa Mesir dikuasai kaum Islamis." Satu hal yang pasti, mereka bukan takut dengan Islamnya, namun takut dengan keseriuasan Moursi membongkar kebusukan mereka yang rata-rata pejabat teras di era Mubarak dan koruptor ulung. Di sisi lain, Moursi yang didukung IM dan Salafy bersikeras menjadikan Islam sebagai hukum."

Al-Ibrasyi, jubir Oposisi dalam wawancara dengan stasiun TV Dream milik salah seorang tokoh oposisi menjelaskan secara detail rencana kudeta terhadap Moursi: Memaksa Presiden Moursi membatalkan dekrit dan segera melaksanakan referendum terhadap UU. Jika tidak memenuhi tuntutan, maka akan dilakukan segera:
1. Membentuk Dewan Tinggi Kepresidenan Sipil yang terdiri dari Hamdin Shabahi, Amr Mousa, Abdul Mun'im Abdul Futuh, yang ditunjuk sebagai kepada adalah Muhammad Ghanim.
2. Mengintruksikan para pendemo untuk menduduki istana Kepresidenan Al-Ittihadiyah, menyingkirkan Moursi, dan menggantikannya dengan Dewan Tinggi Kepresidenan untuk kemudian mendeklarasikannya ke seluruh dunia.
3. Menggerakkan elemen-elemen preman untuk menyerang rumah pribadi Presiden Moursi dan mendudukinya.
4. Menggerakkan milisi-milis terlatih di seluruh penjuru Mesir untuk menyerang para pendukung Moursi.

Tidak cukup hanya disitu, cara-cara yang nampaknya lebih beradab pun mereka lakukan. Termasuk memfasilitasi suara-suara miring dari kelompok internal gerakan Islam agar terus merongrong Moursi dengan tuduhan:
1. TIdak menjalankan syariat Islam.
2. Tidak mengamandemen UU dengan Syariat Islam.
3. Tidak menyerang Gaza.

Inilah yang terjadi di Mesir saat ini. Kita sebagai bangsa patut mendoakan bangsa Mesir dan terutama Presiden Moursi agar mampu keluar dari kemelut politik ini dengan selamat. 
By: Nandang Burhanudin
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).