SUKSESI
amandemen konstitusi yang dimenangkan poros kekuatan Islam, dengan
motor penggerak utamanya IM-SALAFY membuat kubu sekuler-liberal
merencanakan plan emergensi yaitu memecah belah IM-SALAFY. Hal ini
sesuai dengan hasil koordinasi badan intelejen AS, Israel, dan beberapa
negara teluk. Maka aksi dan kode-kode lapangan diubah, dari aksi sipil
menjadi aksi intelejen.
Dimunculkanlah BULSIT (penimbul situasi) berupa:
1. Penyerangan partai Wafd yang prngurusnya berafiliasi kepada mantan
PM dan cawapres Mayjend Syafiq. Penyerangan yang sebenarnya dilakukan
oleh intelejen LANGSUNG DITUDUHKAN kepada SyaikhHazim Ismal, tokoh utama
Salafy.
2. Media yang 90% dikuasai kaum liberal-sekuler-kroni
Mubrak, serta merta memblowup peristiwa tersebut dengan penuh rekayasa
intelejen. Hal ini nampak pada:
a. Memunculkan gambar-gambar
orang-orang berjanggut panjang yang membawa pedang, senjata rakitan,
tombak dsb. Padahal gambar yang dimaksud adalah gambar rekaman pwda
peristiwa demo di Aljazair, bukan di Mesir
b. Tv-tv sibuk
meyiarkan laporan LIVE dari beberapa negara Teluk, padahal setelah
dicermati hanya dilakukan di studio dengan perbedaan settingan gambar
saja. Entah sembrono atau b****h, tangan kanan penyiar di Cairo dengan
tangan kiri penyiar yang live dari Kuwait, nampak berdekatan.
3. Penangkapan besar-besaran oleh intelejen polisi Mesir terhadap para pengikut Salafy dan pendukung Syaikh Hazim Ismail.
Target dari operasi intelejen adalah:
1. Memecah dukungan Salafy kepda Moursi, karena pengikut pengikut
Salafy akan menganggap Moursi melakukan pembiaaran dan tidak mencegah
aksi penangkapan oleh polisi yang notabene berada di bawah kontrol
Moursi. Riak-riak perpecahan akan semakin melebar, saat Moursi belum
memenuhi tuntutan memecat mendagri mayjen pol Jamaluddin.
2. Memecah
isu dari konflik ideologi menjadi konflik kepentingan. Politik devide
et impera, membiarkan IM dan menginjak Salafy dilihat sebagai langkah
strategis, untuk kemudian menyulut konflik sektarian dan golongan.
Gerakan Islam Hijau yang anti demokrasi dan menjauhi politik digalakkan
kembali, salah satunya menyebarluaskan doktrin-doktrin kufurnya
demokrasi dan haramnya berpolitik yang hinga kini masih menjadi
maintream utama keompok Islam puritan.
Namun, saya meyakini,
makar dari kaum sekuler-liberal yang dimotori AS-ISRAEL tak akan
mengoyahkan koalisi Poros Kekuatan Islam mengingat: 1. Salafy dan IM di Mesir adalah organisasi yang sudah KHATAM MENGKAJI DETAIL ILMU, baik Ilmu Wahyu maupun ilmu KEHIDUPAN.
2. Salafy dan IM di Mesir adalah gerakan Islam yang sudah aral
melintang di dunia percaturan AMAL NYATA dan KENYANG dengan Gesekan
serta tipu daya intelejen. 3. Salafy dan IM SUDAH BANYAK MAKAN ASAM GARAM sehingga sudah terlatih membalas aksi intelejen dengan kontra intelejen.
Akhir kata, memang KONFLIK IDEOLOGI DI MESIR akan terus berlanjut,
sebagaimana konflik ideologi Mousa vs 'Fir'aun yang dikisahkan hampir
sepertiga Al-Qur'an. Itulah Mesir, sang ummud dunya yang saya kenal.
(Ustd. Nandang Burhanudin)
0 komentar:
Posting Komentar