PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Oleh H. Bakhtiar Muhammad Rum, Lc
Ketua DSW PKS KEPRI (Kepulauan Riau)

***


Berikut ini adalah oleh oleh kunjungan saya ke rutan KPK, menjenguk ustadzuna Alfadhil Luthfi Hasan Ishaaq -Hafizhahullah- hari ini, Senin (18 Maret 2013). Alhamdulillah saya di beri kesempatan Allah untuk menjenguk beliau.. Sekali lagi alhamdulillah... Saya menikmati nasehat beliau kepada saya, juga insyaallah nasehat untuk kita semua.. Saya tulis ulang nasehat ini, semoga bermanfaat...

***

Hidup ini mesti seimbang antara kebutuhan ruhiyy, fikriyy, dan jasadiyy. Seimbang disini tidak mesti sama rata, tentu ruhiyy lebih utama, lebih banyak porsinya. Sebagaimana akhirat lebih baik daripada dunia.

Dari keseimbangan itu akan tercipta hubungan yg harmonis dengan Allah. Bahkan sesuai hadits qudsi Allah berfirman : "Akulah yg akan menjadi pendengaran kalian, penglihatan kalian dll. Kalau kalian berdoa niscaya aku kabulkan, kalau kalian meminta niscaya aku beri." (au kama qila)

Keseimbangan itu akan tercermin dari keseharian kita, baik perkataan, perbuatan, sikap dan apa saja. Bahkan akan siap menampakkan "wajah kita yang sebenarnya" ketika kita mendapat nikmat atau mushibah...

Tidak terlalu bergembira dengan anugerah dan tidak bersedih dengan musibah. Karena yakin Allah sedang "meliputi" kita.

Tidak berburuk sangka kepada Allah apalagi meratapi taqdirNya. Karena yakin dengan hikmah setiap peristiwa dan kejadian.

Apalagi takut dg konspirasi "musuh" .... Ah keciiiiilllll... Karena yakin dengan firman Allah: ومكروا ومكر الله والله خير الماكرين

Selanjutnya ustadz Luthfi mengatakan:

Peristiwa yang saya alami sekarang adalah bentuk cinta Allah kepada saya. Allah ingin menaikkan derajat saya di mataNya... Ujar beliau dengan yakin.

***

Itulah dampak dari keseimbangan pada diri orang yang berusaha mengamalkannya... Kita pun merasakan dampak keseimbangan ini dalam perjalanan jamaah ini.

Orang menduga PKS habis setelah badai Prahara. Ternyata kader semakin solid, ukhuwwah semakin erat, yang jauh merapat, yang dekat semakin melekat, yang keluar jadi masuk "ke dalam" dan Allah buka pintu kemenangan demi kemenangan untuk lebih "mengizharkan PKS" dari partai partai yg lain.

Kita sudah menang di pilkada Jawa Barat, Sumatra Utara. Insyaallah sebentar lagi hatrick, Allah akan berikan kemenangan di Jawa Tengah, insyaallah...

Dan saya bersaksi keseimbangan dan ketenangan itu ada pada diri ustadzuna al fadhil Luthfi Hasan Ishaaq...

Kelihatan dari sorot matanya, cara bicara, melayani tamu, meskipun tamu berdatangan terus, beliau menyambut dan melayani tamu dengan penuh kehangatan. Tidak kelihatan sedikitpun tertekan, sedih , ketakutan dll.

Bahkan beliau menjadi "kiyai" bagi "santri" rutan guntur. Seperti pengakuan Zulkarnain Jabbar ( tersangka korupsi al quran) dan Djoko Susilo (tersangka korupsi Simulator korlantas Polri)...

"Ustadz... Saya banyak dapat asupan makanan dari tamu yg datang, tapi saya dapat asupan spritual hanya dari anda ustadz," ujar mereka.

***

Silaturrahmi saya ke tahanan Guntur untuk menjenguk beliau terasa singkat padahal hampir 4 jam. Saya takjub dengan ithmi'nan beliau. Beliau kelihatan lebih sehat, fresh, tenang. "Berat badan turun +- 10 kg akhi..," ujar beliau. (mengurangi kegemukan -ed)

Subhanallah...

Kegiatan beliau sekarang selain "menuntaskan urusan hukum" yang menimpa beliau, beliau menulis, murajaah hafalan qur'an, membaca dll..

"Salam cinta untuk seluruh kader Kepri," kata beliau.

"Na'am ustadz, salam cinta juga dari kami mewakili seluruh kader Kepri....," ujar saya terharu karena meninggalkan beliau....


Rumah tahanan Guntur (KPK), 18 Maret 2013

Ttd

H. Bakhtiar Muhammad Rum, Lc
Ketua DSW PKS KEPRI




0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).