Semoga jadi bahan pelajaran:
Bila Presiden SBY masih sempat curcol di media akan terjadi Kudeta, sibuk mengurusi partai daripada mengurusi rakyat, masih di kelilingi kaum loyalis, dan masih sempat menebar aura citra. Tidak demikian halnya dengan Presiden Mursi.
Mursi dihadapkan pada "kudeta nyata" yang dilakukan oleh kaum liberal-sekuler-muslim ambigu yang didukung penuh AS-Eropa-Israel- dan beberapa negara Teluk. Mursi benar-benar ditantang untuk mampu membersihkan kondisi yang telah carut marut sejak Mubarak berkuasa.
I. Sejak tahun 91, Rezim Mubarak telah memasukkan unsur-unsur preman ke jajaran Kepolisian Mesir. Maka wajar hal berikut yang terjadi:
Bila Presiden SBY masih sempat curcol di media akan terjadi Kudeta, sibuk mengurusi partai daripada mengurusi rakyat, masih di kelilingi kaum loyalis, dan masih sempat menebar aura citra. Tidak demikian halnya dengan Presiden Mursi.
Mursi dihadapkan pada "kudeta nyata" yang dilakukan oleh kaum liberal-sekuler-muslim ambigu yang didukung penuh AS-Eropa-Israel- dan beberapa negara Teluk. Mursi benar-benar ditantang untuk mampu membersihkan kondisi yang telah carut marut sejak Mubarak berkuasa.
I. Sejak tahun 91, Rezim Mubarak telah memasukkan unsur-unsur preman ke jajaran Kepolisian Mesir. Maka wajar hal berikut yang terjadi:
=> Para polisi desersi, melakukan mogok massal, dan lari dari tugas. Karena mereka sejak lama didoktrin untuk menjadi yang terdepan memenjarakan, membunuhi, dan mengekang kegiatan aktivis Islam (IM-Salafy). Salah satu mantan Napi adalah DR. Mursi, Al-Hafizh yang sekarang menjadi atasan mereka.
=> Membiarkan setiap kekacauan, chaos, bentrokan yang terjadi dimana yang menjadi korbannya adalah IM, termasuk pengepungan dan penyerangan seluruh kantor IM di seantero Mesir.
=> MEnolak mengeksekusi perintah pengadilan untuk menangkapi para koruptor, provokator politik, hingga mereka bebas berkeliaran bahkan lari ke luar negeri.
=> Menghambat laju karir dari polisi-polisi Multahi (berjanggut) dan Mutadayyin (kuat agamanya). Karena dianggap musuh dari dalam.
Solusi:
Mursi telah melakukan beberapa hal:
1. Didukung IM-Salafy, mengaktifkan pertahanan sipil yang didukung kader-kader militan untuk menjaga keamanan, ketertiban.
2. Mursi mengeluarkan Keppres: yang membolehkan pengadilan memiliki personil kepolisian, yang terpisah dari kepolisian sekuler.
II. Mubarak sejak lama menjadikan intelejen sebagai "Ghost Killer" (Hantu pembunuh). Jumlahnya hampir di semua segmen ada intelejen. Mulai dari aparat hingga tukang sapu jalanan. Dari mesjid hingga lapang sepak bola.
Maka wajar yang terjadi seperti berikut:
=> Intelejen lebih berpihak kepada tuan-tuannya yang sekarang tidak berkuasa: Mulai dari Amr Mousa (mantan Menlu 3 periode, Mantan Sekjen Liga Arab), ElBaradai (mantan diplomat ulung, mantan ketua IAEA), Hamdi Shabahi (pengusaha), para mantan PM, dan juga mantan Capres yang dikalahkan Mursi. Informasi topsecret, mulai dari pelengseran Jaksa Agung, Keputusan Pengadilan, hingga wacana penggantian ketua MA lebih awal diketahui pihak oposisi.
=> Pihak intelejen berdiam diri saat terjadi pengepungan istana Ittihadiyah, chaos, dan beragam kisruh.
Solusi:
Mursi tengah mencari kesempatan untuk memperbaiki intelejen. Tantangan menghadapi intelejen, jauh lebih sulit dari militer. Karena struktur dan sistem kerja intelejen bersifat rahasia, yang tak mungkin diawasi satu persatu.
III. Media Massa.
Ingat, setiap acara kepresidenan atau kenegaraan, maka media yang meliput sangat sedikit. Namun bila meliput kaum sekuler-liberal-muslim ambigu, media-media begitu menyemut. Yang terbaru, media-media Mesir mengekspos posisi Presiden dan staffnya yang tertidur saat KTT negara ARab di Qatar. Ternyata setelah dicek, foto-foto yang ditampilkan telah melalui editan dengan photoshop. Anehnya keadaan ini malah diblowup oleh muslim ambigu.
Padahal media diam membisu, saat pengepungan kantor IM di Jabal Muqattham yang melukai 60 orang anggota IM, 6 akhwat IM, dan menyebabkan lumpuhnya lingkungan sekitar Muqattham (40 km dari Pusat Kota Tahrir).
Media pun terdiam dan memilih tidak memberitakan pelbagai prestasi dan kemajuan yang dialami Mesir di era Mursi. Malah hari-hari ini media seakan ingin mengadu domba antara Mursi dengan pihak intelejen. Dimana media-media sekuler menyebarluaskan foto-foto pejabat pengganti intelejen dan kemendagri.
Di sisi lain, muslim ambigu pun menyebarluaskan berita yang mirip propaganda dimana Mursi membiarkan intelejen bekerjasama dengan intelejen Israel.
Sungguh, seorang pengamat bernama Ahmed Mathar, yang menjadi jubir kantor PM saat ini dan pernah menjadi jubir kepresidenan mengatakan, "Andaikan Mursi tidak didukung oleh jamaah IM yang sangat solid, dipastikan Mursi dibantai bukan sekedar dibantai media, tapi memang dihabisi secara fisik."
Peristiwa tragis menimpa anak Presiden Mursi, yang mengalami kecelakaan jalan raya, persis 2 hari setelah pengepungan kantor IM di Muqattham. Banyak yang curiga, kecelakaan itu adalah disengaja. Menjawab peristiwa ini, Menhan As-Sisi mengirimkan helikopter militer untuk menjemput anak Mursi ke RS militer di Abbasea, Kairo. Sekaligus sikap As-Sisi ini menepis tuduhan "ketidakharmonisan" yang disebarluaskan media-media Sekuler-LIberal-dan muslim ambigu.
[Ustd. Nandang Burhanudin]
0 komentar:
Posting Komentar