Saudaraku, Kenapa Engkau Begitu Membenci PKS ?
Oleh : Dedi Mustofa | Kompasiana
Begitu ada pemberitaan atau artikel di media online terkemuka yang agak merugikan atau bahkan menyudutkan PKS, tanpa basa-basi dan berpikir panjang, engkau langsung turut ambil bagian di kolom komentar. Berbagai cacian, hujatan dan cemoohanmu terhadap PKS seakan-akan engkau telah kehilangan hati nurani dan akal sehatmu.
Ada apa denganmu saudaraku?
Kenapa engkau begitu membenci partai yang relatif bersih dan santun ini. Kenapa engkau dengan senang hati mencemoohnya. Apakah pernah ada harapanmu yang tidak dipenuhi oleh partai ini. Atau, engkau memang lebih suka berpihak dengan partai-partai selain partai ini dimana para kadernya banyak yang terlibat kasus korupsi, asusila, dan lain sebagainya. Kemana akal sehatmu saudaraku?
Ketika badai menghantam partai dakwah ini, dirimu bagai mendapat durian runtuh. Cacian, makian dan sumpah serapahmu begitu deras meluncur bak anak panah yang terlepas dari busurnya. Tidak pernahkah engkau berpikir atau menganalisa betapa keganjilan dan kejanggalan terbentang nyata di saat penangkapan petinggi partai ini. Kenapa engkau membutakan matamu, atau mungkin karena engkau telah buta. Buta mata, hati dan telinga sehingga membuatmu tak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Saudaraku..
Telah berulangkali kuceritakan kepadamu tentang ketertarikanku dengan partai ini dan engkau juga mengerti itu. Tapi kenapa engkau tak kunjung paham juga, malah semakin menjadi-jadi kebencianmu sejak peristiwa itu.
Bukankah pernah kuceritakan padamu bagaimana para kader
partai ini dibina? sepanjang yang aku ketahui, setiap pekan para kadernya selalu bertemu didalam suatu pengajian khusus dimana asma Allah selalu mereka sebut dan mereka senantiasa membaca dan mempelajari ayat demi ayat dari kitab suci Al-Qur’an. Mereka dibina untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Bangun ditengah malam nan sunyi untuk memohon ampun kepada Allah dan menumbuhkan rasa cinta kepada-Nya. Bahkan, mereka juga rajin puasa sunnah dan sholat berjama’ah di Masjid dan Musholla.
Bagaimana dengan dirimu saudaraku, bagaimana dengan sholatmu, tahajudmu, puasamu. Tidakkah engkau malu dan iri dengan mereka. Aku sangat bahagia sekali dipertemukan Allah dengan mereka, saudaraku. Betapa tidak, aku yang dahulu bergelimang dosa dan maksiat sebagaimana dirimu, perlahan-lahan menyadari kesalahanku dan bertekad untuk membenahi diri. Bagaimana dengan dirimu saudaraku. Apakah pantas engkau memusuhi orang-orang seperti itu?
Saudaraku…
Engkau tentu sering melihat orang-orang berdemonstrasi baik langsung maupun melalui televisi. Tak jarang demonstrasi-demonstrasi itu berakhir anarkis. Pernahkah engkau lihat para kader PKS ketika mereka turun ke jalan menyuarakan aspirasinya. Mereka begitu tenang, damai bahkan mereka dengan percaya diri mengikutsertakan anak-anaknya untuk berunjuk rasa karena mereka sangat menyakini bahwasanya mereka hanya sekedar berunjuk rasa bukan untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji. Pernahkah engkau memikirkan ini saudaraku.
Sekali lagi kukatakan kepadamu saudaraku…
Ketika badai menghantam partai ini. Tidakkah engkau lihat proses pergantian kepemimpinan yang berjalan begitu indah tanpa hiruk-pikuk dan penghamburan uang. Semua berjalan cepat dan lancar. Yang tertuduh segera melepaskan jabatan dengan sukarela. Adakah engkau lihat fenomena ini di partai lain saudaraku. Atau, pernahkah engkau mendengar berita di media massa yang menyebutkan pengurus partai ini mengundurkan diri secara massal seperti yang dilakukan oleh pengurus partai lain pasca peristiwa penangkapan paksa tersebut.
Saudaraku…
Walau berjuta cacian dan makian yang engkau dan teman-temanmu lontarkan, yang aku amati para kader partai ini malah semakin mesra, semakin solid. Seharusnya mereka saling cakar-mencakar untuk mendapatkan kedudukan bukan? karena bergantinya kepemimpinan. Tapi tidak saudaraku, mereka tetap menjalaninya seperti biasa. Bahkan, tak jarang dari mereka malah menolak jabatan yang diamanahkan. Itu yang pernah aku ketahui.
Saudaraku…
Pasca peristiwa itu, dengan izin Allah SWT begitu banyak orang yang simpati dengan partai ini. Adakah engkau melihat fenomena ini di partai lain. Sampai kapan engkau terus menerus membutakan diri. Aku berharap semoga Allah segera menyadarkanmu. Dan, aku sangat ingin kita bersama-sama lagi seperti dahulu. Tapi ditempat yang berbeda, bukan ditempat-tempat maksiat. Aku tahu engkau akan membaca tulisan ini.
Salam cinta untukmu saudaraku..
2 komentar:
Good, enak dibaca
soleh; ALhmadulillah
Posting Komentar