PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Kunjungan ke 'Ayah Pejuang' di Rutan Guntur

by @21dea
Migrant worker, traveling around the world
Hongkong, Jakarta
***

1. Kunjungan perdana ke "Ayah Pejuang" di rutan Guntur, Kamis 28 Maret 2013.

2. Sejak awal saya selalu mencari cara bagaimana bisa menjenguknya.

3. Meski kata salah satu teman dekatnya, “Apa judulnya? Buat saya bertemu beliau....hhh”,

4. Dengan izin Allah, setelah sekian pekan berusaha akhirnya saya diajak sang teman dekat pagi ini bersama dengan tiga teman lainnya.



5. Dengan judul "bersama rombongan teman", sekian persiapan makanan yang disukai 'ayah' dipesan sejak sore.

6. Setelah distempel & difoto di #KPK akhirnya kami tiba di Guntur. Alhamdulillah bertemu dgn rombongan anak-anak 'ayah', tamu & keluarga.

7. Suasana haru, bahagia, iba jadi satu tidak bisa didefinisikan.

8. Bagaimana saya mendapat sambutan senyum kelapangan -meski selama ini belum pernah dapat sedekah langsung senyumnya ketika bertemu-.

9. "Apa kabar Umi (panggilan ayah kepada tamu perempuan)? Beginilah keadaan saya di sini, wah seru banget nih makanannya,

10. ..bisa-bisa sering dibawain dan dikeluarin semua yang ada,"candanya dan diikuti tawa semua pengunjung.

11. 'Ayah' menyambut semua pengunjung dgn senyum sumringah, senyum tulus lapang terus mengembang, bikin berkaca-kaca mata setiap pengunjung.

12. "Silahkan Umi duduk di sebelah sini (kiri sisinya) bersama anak-anak perempuan sembari menikmati minuman kotak yg dipesan dari kantin,

13. ..yang dibawa buat di sini, yg di sini buat yg datang, jadi tukeran ya?" Candanya sambil sibuk menyuguhkan minuman buat kami, pengunjung.

14. Bungkusan-bungkusan langsung dibuka di depan semua pengunjung, wah ada madu, kacang almond, yang seru asinan bogor,

15. ada sambosa juga buah-buahan, seru, sambil minum juice dan teh manis.

16. Sang Pejuang mulai berbagi kisah dan pesan sesekali ditambahin oleh 'Anit' putri tercintanya.

17. Sang Pejuang bertutur, "Dua tuduhan #KPK ke saya semua tidak terbukti, dan saya sudah jelaskan semua ke penyidik."

18. Saya bertanya, “Apakah ada dalam sejarah tersangka #KPK bebas?

19. Jawabnya "tidak pernah ada, jika sudah tersangka, menjadi terdakwa, terpidana, dan tidak bisa banding (untuk) jadi bebas...

20. ..Begitu cara kerja #KPK selama ini. Jadi kalau ada yang bebas itu keajaiban”.

21. "Saya tidak pernah menerima uang dari AF, yang ada AF berhutang bisnis pada saya...

22. ..Kalau AF ngasih uang itu bayaran utangnya, dan mana mungkin saya tanya dari mana sumber uangnya dia".

23. Cerita mobil, suatu hari ‘ayah’ ditawari beli mobil di show room. Pihak show room menyatakan bisa diambil mobilnya ketika sdh bayar DP.

24. Setelah dibayar DP lalu mobil diantar, tapi berikutnya ketika bayar cicilannya pihak showroom menolak menerima cicilan.

25. Akhirnya ‘ayah’ kembalikan mobil tersebut.

26. Teman-teman ‘ayah’ (salah satunya DS) sering berkumpul di sel ‘ayah’ untuk shalat berjamaah, diskusi, baca buku, berbagi makanan.

27. Bagaimana hebohnya media di luar yg mem-bully-nya, ‘ayah’ tidak banyak tahu. Krn diisolasi dari semua alat komunikasi & informasi.

28. ‘Ayah’ dgn tenang menjalankan proses & menjawab, menjelaskan semua pertanyaan yg dibutuhkan penyidik dengan sangat gamblang & jelas.

29. ‘Ayah’ berharap rakyat Indonesia untuk mendorong dan mendukung #KPK bekerja sesuai SOP.

30. Agar kebenaran itu adalah benar, tidak melenceng dan mengada-ada.

31. Kata ‘ayah’,” Yang saya butuhkan adalah doa-doa dari keluarga, teman, sahabat & semua untuk menembus sesuatu yg tidak mungkin ini.

32. Ini kerja-kerja ekstra ordinari (diluar daya manusiawi belaka -ed) yang hanya bisa ditembus dengan kekuatan doa.

33. ‘Ayah’ ucapkan terima kasih atas kunjungan dan salam untuk penjuang-pejuang kebenaran.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).