Berbagai cara dilakukan para siswa menjelang Ujian Nasional (UN) di Jombang. Dari yang syar’i hingga yang syirik.
Selain belajar, pensil yang bakal digunakan mengerjakan soal diberi rajah dan dijampi-jampi. Ritual itu dilakukan puluhan siswa Madarasah Aliyah (MA) Al Ihsan, Desa Kalikejambon Kecamatan Tembelang Jombang. Pensil para siswa ini dikumpulkan dan diberi rajah oleh seorang kyai.
Sebelum melakukan ritual tersebut, para siswa terlebih dulu melakukan shalat dhuha dan istighasah di mushala sekolah setempat. Seusai berdoa, mereka bermaaf-maafan sesama temannya.
Di sela-sela merajah pensil itu, para siswa terus melantunkan bacaan surat-surat pendek. Sesudahnya, mereka juga diberi air minum botol yang dianjurkan diminum sebelum berangkat ke sekolah.
Abdul Hakim sendiri percaya dengan doa dan belajar, para siswa akan lulus dari UN ini. “Tahun kemarin juga ritual semacam ini. Alhamdulillah hasilnya lulus semuanya,” kata Hakim, Sabtu (13/4/2013), pada Detik.
Wahyuningsih (17), salah satu siswi sekolah itu mengatakan, dia berharap ritual ini bisa menenangkan dirinya saat menghadapi UN nantinya. “Saya sudah belajar maksimal. Ini doa sekaligus ritual semoga bisa menenangkan saya nanti,” ungkapnya.
Tidak hanya merajahi pensil, di Pasuruan sejumlah siswa melakukan ritual mandi kembang agar lulus Ujian Nasional.
Sudjak Kepala Kanwil Kementrian Agama (Kemenag) Jawa Timur menegaskan siswa peserta Ujian Nasional (UN) di Jawa Timur tidak perlu membawa alat-alat tulis berjimat.
Seperti diberitakan menjelang pelaksanaan UN tingkat SMA/sederajat besok (15/4/2013) sejumlah siswa “mengisi“ alat tulis seperti pensil dengan doa dan rajah agar mereka bisa mengerjakan UN dengan baik.
“Saya rasa itu berlebihan, dan tidak perlu seperti itu. Cukup ikhtiar dan berdoa saja. Percaya terhadap kerja keras dan hasil belajar yang sudah dilakukan selama ini. Insya Allaah lebih bermanfaat, ” kata Sudjak, Minggu (14/4/2013).
Sudjak berharap seluruh siswa agar tidak menggunakan ilmu-ilmu gaib apapun untuk membantu mempermudah mengerjakan soal ujian. Hal itu kata dia memang hak setiap orang, tapi tak ada gunanya.
“Tidak ada gunanya, hanya menambah dosa saja karena mendekati syirik,” kata Sudjak.
Sudjak percaya, secara akademis tiap siswa sudah mempersiapkan diri menghadapi UN besok. Tapi lanjut Sudjak, persiapan mental dengan berdoa juga tak kalah penting. Sebab, sukses tidaknya dalam UN nanti, juga bergantung kepada kuasa Allah. [suarasurabaya]
0 komentar:
Posting Komentar