Setelah mendapat aduan dari
orang-orang yang tidak suka terhadap acara khazanah di Trans 7 yang sering
menggaungkan dakwah tauhid, akhirnya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
mengundang pihak Trans 7 untuk melakukan mediasi dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia)
dan beberapa Ormas Islam. Acara itu berlangsung siang tadi, Rabu (17/4) di
gedung KPI Pusat, Jakarta.
Diawal pertemuan, Ketua KPI Pusat,
Mochamad Riyanto, dan Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan, Idy Muzayyad,
yang juga didampingi Wakil Ketua KPI Pusat, Ezki Suyanto, menyampaikan maksud
serta tujuan diadakannya pertemuan tersebut.
“Kami KPI selalu menerima pengaduan
yang masuk kepada kami dan meresponnya dengan cepat. Sesuai dengan amanat UU
dalam menerima pengaduan maka kami harus meresponnya. Kami sering melakukan
dialog seperti ini dan ini cara kami dalam merespon semua aduan. Kami juga
mengundang pihak yang berkompeten dalam hal ini MUI sebagai ahlinya. Semoga
kita bisa menyikapi ini secara bijaksana. Itu yang kami sampaikan dalam mediasi
dan klarifikasi seperti ini. Pendapat dan masukan akan kita respon dalam
diskusi ini,” jelas Mochamad Riyanto.
Hal senada disampaikan Idy Muzayyad.
Menurutnya, KPI akan merespon aduan masyarakat dan salah bentuknya dengan forum
mediasi seperti ini. Dia berharap semua masukan dalam pertemuan tersebut bisa
direspon baik dan bijaksana.
“Kami juga mengharap MUI bisa
memberikan masukan yang baik. Semoga kita ada kebijaksanaan dalam memberikan
masukan dan menjadi basis dalam keputusan KPI nanti. Ini memang kewajiban KPI
menerima pengaduan dan meneruskan aduan dari masyarakat ke LP,” paparnya.
KPI kemudian mempersilahkan
pihak-pihak yang keberatan terhadap acara “Khazanah” guna menyampaikan
pendapatnya. KH. Thobary Syadzily, Habib Fachry Jamalullail, dan beberapa
perwakilan dari NU Jatim ikut menyampaikan keluhan, pendapat sekaligus masukan.
Secara garis besar, mereka meminta Trans 7 untuk memperbaiki apa yang mereka
keluhkan dan meminta maaf atas keberatan yang disampaikan.
Menanggapi keluhan tersebut, Titin
Rosmasari, Pemimpin Redaksi Trans 7, menyatakan tidak ada maksud apapun dari
penayangan yang dikeluhkan dan pihaknya meminta maaf atas hal itu dan segera
akan memperbaikinya. “Kami membuka diri dengan ini dan ini menambah ilmu kami
untuk terus belajar,” katanya, seperti dikutip kpi.go.id.
Acara yang Mendidik
Terkait banyaknya tuduhan miring
terhadap khazanah, Humas Trans 7, Anita Wulandari mengatakan bahwa Khazanah
adalah acara yang sangat mendidik.
“Khazanah itu adalah acara yang
mendidik. Orang yang tidak setuju atau kontra dengan acara ini kebanyakan
karena tidak melihat tayangannya langsung, hanya katanya dan katanya,” ujar
Anita Wulandari kepada gemaislam.com, Rabu malam (17/4).
Saat ditanya apakah acara khazanah
akan dihentikan atau ada perubahan kedepannya?, Anita menjawab dengan tegas
bahwa Khazanah akan jalan terus.”Khazanah akan jalan terus, tetapi nanti ada
perubahan dan perbaikan visual,”kata Anita.
Khazanah Akan Berubah 180 Derajat?
Setelah acara mediasi usai, tersebar
informasi bahwa Khazanah akan mengangkat beberapa Kyai yang selama ini sangat
anti terhadap tersebarnya dakwah tauhid di Indonesia untuk dimasukkan kedalam
tim ahli dan pengawas acara tersebut.
Ditanya hal itu, Anita langsung
menampiknya. “Tidak ada itu, kita sudah punya tim ahli sendiri, jumlahnya ada
lima orang, diantaranya ustadz Arifin Nugroho,Lc,” terangnya.
Semoga Khazanah tetap istiqomah
menyampaikan kebenaran, tidak goyah dan tidak terpengaruh oleh bisikan-bisikan
syetan yang menyesatkan.
0 komentar:
Posting Komentar