Seperti janjinya, Rustriningsih akhirnya menyatakan sikapnya hari ini, Kamis 11 April 2013, terkait pengalihan dukungan kepada calon gubernur Jateng. Dalam catatan yang disampaikannya, Rustriningsih menilai proses rekruitmen calon gubernur di tingkat partai ternyata tidak mencerminkan keinginan publik.
"Sebagai awal, perlu dipahami sikap saya tidak disebabkan kekecewaan karena gagal menjadi kontestan pilgub," kata Rustriningsih memulai pernyataannya.
Rustriningsih menilai proses rekruitmen sebagian calon gubernur lebih bersifat pilihan elite politik yang pragmatis. Berdasar suka atau tidak suka dari pengurus partai dan memarginalkan aspirasi masyarakat Jawa Tengah.
Selain itu, Rustriningsih juga melihat adanya politik transaksional yang masih mewarnai proses rekruitmen calon gubernur. Menurutnya, pola transaksional itu hanya akan merugikan publik saja.
"Karena hanya memberikan keuntungan bagi elite politik penentu kebijakan partai saja. Selain itu berisiko menurunkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi dan terjadi deparpolisasi. Sedangkan bagi yang menjadi kader partai akan berpaling dari partai yang dipercayai dan dicintainya," kata Rustriningsih.
Karena partai tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya, dipastikan menurunkan mutu demokrasi dan akibatnya angka golput tinggi yang berarti legitimasi gubernur terpilih anjlok.
Terkait dukungan akan dialihkan ke mana, Rustriningsih tidak menjawab secara terbuka. Ia justru menyebutkan bahwa dua dari tiga calon gubernur yang ada sudah ia kenal. Namun ia tak dapat melakukan penilaian secara utuh dan komprehensif atas kualitas kepemimpinan dan kompetensi dari semua calon.
"Saya mengenal profil Bibit Waluyo sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Hadi Prabowo sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, karena mereka adalah mitra kerja saya dalam 5 tahun terakhir. Ini nanti akan saya sampaikan secara langsung kepada pendukung saya dan masyarakat menjelang tanggal pelaksanaan Pilgub nanti," kata Rustriningsih.
Namun Rustri menolak memberi penilaian kepada Ganjar Pranowo yang berdasarkan survei MEDIAN memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas paling rendah. Menurutnya, ia tak menemukan urgensi untuk menilai calon gubernur dan calon wakil gubernur yang ia tak tahu rekam jejak, kompetensi, dan kepemimpinannya.
"Begini, pada prinsipnya saya ingin mengingatkan bahwa menjadi pemimpin Jawa Tengah seharusnya bukan ambisi pribadi, namun merupakan amanah dan tanggung jawab karena Jawa Tengah butuh pemimpin yang bermutu, bersih yang terukur serta peduli wong cilik. Saya percaya hanya pemimpin dengan karakteristik seperti itu yang dapat meraih simpati masyarakat Jawa Tengah," kata Rustri.
Di akhir catatannya, Rustri berharap agar ke depan semua pihak bisa belajar dari proses demokrasi di Jawa Tengah sehimgga akan tercipta pemerintahan yang sesuai harapan publik. [vivanews.com]
0 komentar:
Posting Komentar