Di dunia maya silahkan
anda mencaci maki Parpol, DPR, Polisi, Jaksa, Pengusaha Bupati,
gubernur, atau Presiden sekalipun. Tidak ada kendala untuk melakukannya,
bahkan mungkin anda akan mendapat dukungan dari komentator lainnya.
Tidak ada yang akan membela pihak-pihak yang anda caci maki tersebut.
Tapi jangan coba-coba melakukannya kepada tiga pihak ini, PKS, Jokowi
dan Dahlan Iskan, kecuali anda memang sedang gatal ingin ribut dan
berdebat.
Kenapa tiga pihak ini mendapat perlakuan yang
istimewa di dunia maya? Mari kita liat satu-persatu. PKS adalah partai
yang istimewa sehingga layak jika partai ini juga mendapat pelakuan yang
istimewa. Saya menilai hanya partai ini yang layak dikatakan partai
modern dan profesional. Bahkan sistem partai ini lebih hebat dari
partai-partai negara modern sekalipun.
Lihatlah cara pengkaderannya,
mereka tidak sembarangan mencomot kader di pinggir jalan. Pengkaderan
dilakukan dengan cara canggih dan sistematis. Jangan harap karena anda
punya banyak uang dan massa anda tiba-tiba menjadi caleg atau pengurus
di partai ini. Jangan harap anda bisa bermain uang di arena
muktamar/kongres agar bisa menjadi ketua umum seperti partai-partai
lainnya. Anda harus melewati tahapan pengkaderan yang sangat ketat dan
dan berjenjang. Kadang memerlukan waktu lama, bertahun-tahun, belum
tentu juga anda berhasil naik ke posisi yang lebih tinggi. Partai ini
juga relatif bersih jika dibanding dengan partai lainnya. Terlepas dari
kasus kadernya yang menonton video porno dan LC fiktif yang tidak
terbukti itu. Terlepas dari statemen Fachri Hamzah kepada KPK yang
menjengkelkan.
Model pengkaderan PKS yang profesinal berlaku
di kampus atau di lingkungan masyarakat umum. Hanya partai ini yang bisa
menembus kampus untuk melakukan pengkaderan yang sistematis. Jadi
jangan heran kader-kader partai ini sangat loyal dan militan membela
kepentingan partai. Mereka juga relatif muda, intelektual, jujur, punya
tujuan perjuangan, serta ideologi yang jelas. Mereka berjuang bukan
untuk kepentingan pribadi tapi cita-cita bersama yang telah dirumuskan
oleh partai. Mereka memiliki idealisme, bekerja bukan sekedar mengejar
jabatan dan harta semata. Jadi jangan heran kalau anda mendapati mereka
sebagai pembela partai yang setia dari dunia nyata sampai dunia maya.
Selanjutnya adalah Jokowi. Jokowi juga
istimewa, sejak keputusannya menjadikan mobil Esemka sebagai mobil dinas
di lingkungan pemerintahan kota Solo namanya tiba-tiba berkibar di
kancah nasional. Sebelumnya nama Jokowi tidak begitu dikenal, hanya
terbatas di kota Solo dan Jawa Tengah. Hebatnya selain
tiba-tiba terkenal secara nasional Jokowi juga menjadi media darling.
Pemberitaan Jokowi dengan gaya sederhananya dilakukan dengan begitu
masif oleh media massa.
Gayung bersambut, masyarakat yang mendapat gambaran sosok Jokowi yang sederhana, merakyat, dan
polos langsung jatuh hati. Pemberitaan Jokowi yang senantiasa positif
tentu bagai oase di tengah gurun pasir. Pemberitaan media yang selama
ini sesaki oleh kasus-kasus korupsi dan kelakuan kotor pejabat tiba-tiba
disejukkan oleh pemberitaan tentang Jokowi. Hasilnya Jokowi menjadi
idola masyarakat sekaligus menjadi simbol perlawanan terhadap pejabat
korup, gemar bermewah-mewahan dan berlaku eksklusif, ogah membaur dengan
masyarakat. Disaat Indonesia krisis pemimpin teladan, Jokowi tampil
memberi secercah harapan. Terlebih setelah menjadi gubernur DKI, gaya
Jokowi yang dekat dengan masyarakat, terjun langsung melihat masalah
dilapangan, dan caranya mengambil keputusan yang simpel dan tidak
bertele-tele membuatnya semakin dikagumi. Tidak heran kalau banyak orang
yang akan marah jika Jokowi dicemooh.
Kemudian Kita lihat Dahlan Iskan. Sebenarnya
sudah lama Dahlan Iskan menjadi idola tapi dikalangan tertentu saja.
Kalangan yang mengenal Dahlan Iskan langsung atau punya akses membaca
tulisan-tulisannya, baik yang di tulis di media atau buku-buku.
Tulisannya sangat inspiratif dan mencerahkan. Buku “Ganti Hati” yang
dikarangnya menjadi buku best seller dari tahun 2008 sampai sekarang.
Dahlan Iskan juga sangat sukses di dunia bisnis. Dia berhasil
mengantarkan Jawa Pos menjadi koran yang memiliki jaringan terbanyak di
dunia. Berbagai perusahaan sukses didirikannya, lebih dari 120 media
cetak, 20 stasiun televisi, pabrik kertas, perminyakan, properti,
agribisnis, pembangkit listrik dan lain-lain. Dahlan Iskan juga berhasil
mengangkat BUMD jatim dari keterpurukan, berhasil membebaskan Indonesia
dari krisis listrik berkepanjangan. Walau byar pet masih sering terjadi
tapi itu bukan disebabkan oleh kurangnya pasokan listrik seperti saat
Dahlan Iskan belum menjabat tapi karena sistim distribusi. Prestasinya
saat menjadi menteri BUMN tidak terhitung lagi, semuanya dapat kita baca
pada tulisan mingguan seri “Manufacturing Hope” yang dipublikasikan
setiap hari Senin.
Tentu bukan saja karena tulisan dan
kesuksesannya lalu dia banyak dikagumi, tapi masih banyak lagi sikap dan
sifat Dahlan Iskan yang mengagumkan. Misalnya ketulusannya dalam
bekerja untuk negara dan masyarakat. Dia tidak mau mengambil gaji dan
fasilitas saat menjadi anggota MPR di awal tahun 80-an, saat menjadi
manajer Persebaya, saat menjadi Dirut BUMD Jatim, saat menjadi dirut PLN
dan saat menjadi Menteri BUMN sekarang. Bahkan bermilyar-milyar uang
pribadinya habis untuk memajukan Persebaya, BUMD Jatim, PLN dan BUMN.
Dahlan Iskan juga sangat dermawan dengan menjadi donatur tetap berbagai
panti asuhan dan lembaga sosial.
Walau bergelimang harta dari perusahaannya,
gaya kesehariannya tetap sangat sederhana. Semenjak masih menjadi
wartawan hingga menjadi menteri tidak pernah mau menggunakan jas. Tidak
segan-segan ikut bergabung makan bersama karyawannya di kantin belakang
kantor. Saat menjadi CEO Jawa Pos tidak segan blusukan ke daerah-daerah
plosok baik dengan menyopiri kendaraan sendiri atau naik ojek dari
bandara. Tidur di kursi kantor, makan makanan sisa anak buah hingga ikut
menjual koran menggambarkan kebersahajaannnya. Saat menjadi dirut PLN
dia blusukan jalan kaki ke pedalaman hutan Papua berpuluh-puluh kilo
meter untuk mencari lokasi PLTA yang ideal. Ini juga yang dilakukan di
pedalaman Bukit Barisan Sumatera dan NTT. Begitu juga saat menjadi
menteri kebiasaannya meninjau langsung ke lapangan tetap dilakukan.
Kehebatan Dahlan Iskan lainnya adalah
kemampuannya menjadi motivator layaknya Mario Teguh. Ratusan kampus
se-Indonesia mengundangnya untuk memberikan kuliah umum atau motivasi
untuk mahasiswa. Sampai-sampai UIN Malik Ibrahim Malang mau memberinya
gelar Doktor HC, tapi ditolak. Dari keistimewaan-keistimewaan Dahlan
Iskan di atas tidak heran kalau banyak pengagum-pengagumnya yang tidak
rela melihat Dahlan Iskan di hina dan dilecehkan.
Selanjutnya kenapa ada fenomena saling serang
antara kader PKS, pengagum Jokowi dan Dahlan Iskan? Tentu tidak semua
kader PKS bisa menerima Jokowi dan Dahlan Iskan sepenuhnya. Walaupun
Jokowi dan Dahlan Iskan baik tapi secara idiologi mungkin dianggap
kurang pas. Di sini yang menjadi masalah hanya idiologi semata.
Sedangkan pengagum Dahlan Iskan relatif tidak berusaha menyerang pihak
lain, karena Dahlan Sendiri secara tidak langsung mendoktrin mereka
melalui tulisannya untuk berjuang demi kejayaan bangsa. Bagi mereka
siapapun dan dari golongan serta agama apapun selama berkontribusi untuk
kemajuan bangsa harus di dukung. Tidak harus Dahlan Iskan saja yang
didukung. Dari tokoh PKS yang sederhana seperti Hidayat Nurwahid sampai
konglomerat dermawan Kristen seperti Ir. Ciputra harus diapresiasi dan
dihormati. Kalaupun ada kata-kata yang sedikit kasar dari mereka itu
hanya membalas serangan dari pihak lain.
Yang agak membingungkan adalah pendukung
Jokowi. Tetu tidak semuanya tapi kecendrungan ini sangat kentara sekali.
Selain Jokowi, tidak ada yang baik di mata mereka dan tidak segan-segan
menyerang dengan kata-kata kotor dan hujatan. Ini bisa kita buktikan
dari komentar-komentar di detik.com atau grup-grup FB pendukung Jokowi.
Kalau mereka menyerang PKS mungkin bisa dimaklumi karena kader PKS
sendiri mengambil sikap antipati terhadap sosok Islam abangan seperti
Jokowi lebih-lebih wakilnya yang non Muslim. Tapi ketika menyerang
Dahlan Iskan, ini yang membingungkan. Dulu karena masalah mobil Esemka
sekarang entah apa tujuan mereka, kalau kita katakan mereka berjuang
untuk keberhasilan Jokowi saya rasa tidak. Kalau itu tujuan mereka tentu
mereka tidak menghujat Dahlan Iskan. Karena Dahlan Iskan sendiri sangat
konsen mendukung pembangunan yang dilakukan Jokowi. Mulai dari tanah
PT. KAI yang dihibahkan untuk membangun Rusun agar permasalahan
pemukiman kumuh Jakarta sedikit teratasi, rencana pembangunan bendungan
raksasa oleh BUMN untuk mencegah banjir, sampai pembangunan MRT oleh
BUMN tanpa menggunakan APBD/APBN untuk mengurangi kemacetan Jakarta.
Walau bendungan dan MRT tidak jadi dibangun oleh BUMN tapi semuanya
karena Jokowi memilih alternatif lain.
Atau mungkin mereka kurang wawasan, korban
pemberitaan sepotong-potong dan provokasi media seperti detik.com atau
TV One. Media yang membesar-besarkan hal kecil untuk mencari sensasi,
dan menggelembungkan berita yang memang sudah bengkak. Yang mereka tahu
hanya sepak terjang Dahlan Iskan membuka paksa pintu tol, naik ojek,
nginap di rumah petani, membersihkan lantai bandara, membersihkan
gerbong kereta api dan sejenisnya. Ditambah lagi kasus kecelakaan mobil
listrik sekarang ini. Sehingga sepak terjang yang dilakukan Dahlan Iskan
dianggap pencitraan semata. Mereka belum tahu pemikiran, gebrakan dan
prestasi Dahlan Iskan sesungguhnya. Ditengah keadaan bangsa yang
cendrung pesimis, kehilangan semangat, budaya baca memprihatinkan, media
massa yang provokatif menyebabkan model masyarakat seperti ini kian
menjamur saja. Atau mungkin juga mereka tidak ingin melihat matahari
kembar, matahari itu hanya satu yaitu Jokowi.
Atau lebih parah lagi secara tidak sadar
sebenarnya mereka tidak mengagumi Jokowi tapi sekedar memperalat Jokowi
untuk melampiaskan kekecewaannya terhadap penyelenggara negara ini.
Jokowi hanya menjadi alat untuk meneruskan kebiasaan mereka untuk
mencaci maki dan menghujat pemerintah. Jokowi hanya dijadikan bahan
perbandingan untuk menghina pihak lain. Karena dari kata-kata mereka
tergambar jelas kalau mereka orang-orang yang pesimis. Sakit hati
melihat keadaan negara ini, entahlah. Yang pasti Jokowi akan kecewa jika
tahu ulah pendukungnya seperti ini.
Kalau kita benar-benar mendukung PKS, Jokowi
dan Dahlan Iskan tentu kita harus cerdas, tidak berbuat konyol yang
justru merugikan tiga pihak ini. PKS kenapa harus menyerang Jokowi dan
Dahlan Iskan apakah tidak lebih baik menyerang pejabat korup, pejabat
hedon yang hanya menumpuk kekayaan dan berfoya-foya tanpa hasil kerja
yang nyata? Atau pejabat yang keasikan duduk di singgasana menara
gading, kerjanya hanya tanda tangan, menghadiri upacara resmi, rapat,
menerima laporan dan sejenisnya. Tanpa pernah mau menginjakkan kaki di
bumi. Terlalu banyak pejabat seperti itu yang perlu kita kritik. Buat
apa menghabiskan energi menyerang orang-orang baik yang justru akan
menjadi blunder, mendapat serangan balik lagi.
Pendukung Jokowi, mari merenung apa tujuan kita
mendukung Jokowi? Kalau sudah menemukan tujuan, mari kita bertanya pada
diri sendiri apakah dengan menghujat dan mencaci maki pihak lain dapat
mempemudah kita untuk mencapai tujuan tersebut ataukah sebaliknya? Jika
anda ingin mengenal pemikiran, gebrakan dan keberhasilan Dahlan Iskan
silahkan baca buku-buku Dahlan Iskan , buku-buku tentang Dahlan Iskan
yang ditulis orang lain atau paling tidak kunjungi dan baca arsip di www.dahlaniaskan.wordpress.com
yang dikelola oleh salah seorang pengagumnya. Disana tergambar jelas
siapa sesungguhnya Dahlan Iskan, mulai dari ketika masih aktif di Jawa
Pos hingga menjadi menteri. Agar semua ucapan dan penilaian terhadap
Dahlan Iskan, bisa dipertanggung jawabkan di dunia atau di hadapan-Nya.
Untuk pendukung Dahlan Iskan, teruslah memperjuangkan cita-cita Dahlan
Iskan. Membangun semangat dan harapan untuk masa depan bangsa ini.
Memupuk budaya optimis dan kerja keras. Kalau sesekali emosi terpancing
karena ulah nakal pihak lain, cepat-cepat ingat dan mencontoh bagaimana
Dahlan Iskan menyikapi orang-orang yang memusuhinya.
Sekarang jelas sudah bahwa tiga pihak ini
adalah pendukung partai dan orang-orang terbaik yang dimiliki bangsa
ini. Sangat disayangkan kalau bagian yang terbaik ini harus bermusuhan
dan saling menghancurkan. Tidak maukah kita mengambil pelajaran/ibrah
dari binatang ciptaan Tuhan? Lihatlah betapa Gajah dan Harimau tidak mau
saling serang karena mereka tau kekuatan masing-masing akan mencederai
kedua belah pihak. Mereka sungkan untuk berkonfrontasi, mereka berbagi
daerah kekuasaan. Begitu juga dengan Buaya dan Kuda Nil, walau harus
berbagi sungai mereka harus tetap saling menghormati. Mengganggu pihak
lain bisa mendatangkan malapetaka. Atau nafsu dan emosi telah membuat
kita tidak lebih cerdas dari ciptaan Tuhan yang katanya tidak berakal
itu?
***
0 komentar:
Posting Komentar