DPP PKB menerbitkan sebuah buku kontroversial yang ditulis oleh KH. Ushfuri Anshor yang berjudul “Belum Terlambat Sebelum Kiamat.” Buku tersebut terbilang kontroversial karena menghukumi orang-orang NU (Nahdlatul Ulama) yang tidak mencoblos Partai PKB jika wafat tidak akan masuk surga. Buku ini pertama kali dicetak tahun 2006 dan pada tahun 2012 sudah dicetak untuk kelima kalinya.
Di halaman 8 buku tersebut, KH Ushfuri Anshor menulis, “Barang siapa yang tidak mencoblos PKB, partai politik yang didirikan oleh PBNU pada tahun 1998, maka orang NU itu jika wafat dipastikan tidak akan masuk surga.”
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ فَمِيتَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
”Barang siapa melihat sesuatu yang tidak dia sukai dari penguasanya, maka bersabarlah! Karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, maka ia akan mati dalam keadaan mati jahiliah”. (Muttafaq ‘Alaih)
Menurut penulis buku tersebut, Kyai Mustahdi Abbas menafsirkan kata( شِبْرًا ) dalam hadits tersebut antara lain yaitu, termasuk warga NU yang benar-benar patuh kepada NU-nya tetapi tidak mau memilih PPP pada pemilu waktu itu. “Saya yakin seandainya KH Mustahdi Abbas sampai sekarang masih hidup, pasti beliau akan berfatwa: Seluruh warga NU wajib pilih PKB, jika tidak maka dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT.”
Menurut sumber situs An Najah Online yang enggan disebutkan namanya di Purbalingga, pada Kamis (10/01), buku ini dibagikan kepada pengurus DPC PKB Purbalingga dan juga tokoh-tokoh di lingkungan Nahdlatul Ulama di Purbalingga saat gelaran Silaturahmi NU dan PKB di Gedung PKB Purbalingga, Selasa (8/1).
Pada acara tersebut DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Purbalingga menyerukan agar warga NU bersatu guna memenangkan PKB pada Pemilu 2014. Partai tersebut tengah mengincar sembilan kursi di DPRD Purbalingga.
“PKB besar, NU besar. NU besar PKB juga besar,” tegas Ketua Dewan Syuro DPC PKB Purbalingga, Supono kepada Suara Merdeka dalam acara yang dihadiri ribuan warga NU di Kota Perwira tersebut.
Dia mengungkapkan, PKB memasang target untuk bisa menduduki sembilan kursi di DPRD Purbalingga. Pada periode sekarang, mereka mendapat jatah lima kursi. Untuk mencapai target, kesolidan warga NU jadi kuncinya.
Sikap warga NU untuk merapat kepada PKB dinilai wajar. Sebab, menurut Deklarator PKB, Sudarno, posisi NU dan PKB seperti layaknya hubungan antara anak dan ayah. Ketika menyampaikan sambutan, Ketua DPC PKB Purbalingga, Slamet Wahidin mengatakan, sudah waktunya orang NU berpikir bahwa warga NU dipimpin warga NU. “Percayakan perjuangan kepada orang NU,” serunya.
Buku tersebut bisa diunduh di alamat http://www.dpp.pkb.or.id/belum-terlambat-sebelum-kiamat-kh-ushfuri-anshor. [An Najah]
0 komentar:
Posting Komentar