PERINDU SYURGA

Hati bersatu karena kerinduan pada Illahi

Anak-anakmu Bukan Anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu.

Nukilan di atas adalah karya Kahlil Gibran, seorang penyair legendaris berdarah Libanon. Kahlil mengetuk hati para orangtua, mengingatkan bahwa anak-anak bagaimana pun keadaan bapak ibunya tetaplah  memiliki jiwa mereka sendiri.

Menyadari  kemerdekaan anak-anaknya, membuat Gatot Pujo Nugroho dan Sutias Handayani membebaskan lima putrinya memilih jalan hidup mereka masing-masing. Sebagai orangtua mereka  hanya mengarahkan serta menjaga agar pilihan-pilihan itu tidak melenceng dari ajaran agama. Buah pernikahan keduanya pada Mei 1990, Gatot dan Sutias dianugerahi 5 orang putri.

Mereka adalah  Afifah Radhiyatullah (21),   Fauzia Dinny Hanif (20), Rumaisho Hanny Muti’ah (19), Maryam Balqis Salimah (18) dan  Aisyah Nailah Rabbaniy (16). Sutias menuturkan, lima putrinya selalu berpesan agar aktifitas sehari-hari tidak diistimewakan. Tak heran jika Gatot dan Sutias berusaha menghindarkan embel-embel anak gubernur dalam kehidupan sehari-hari putri-putri mereka.

“Mereka khawatir jika orang tahu mereka anak Gubernur, akan membuat penilaian guru atau dosen jadi kurang objektif,” tutur Sutias memberikan pemahaman.

Sedikit berbeda dengan istrinya, Gatot justru mengaku ingin sesekali berjalan bareng anak-anak mereka dalam kegiatan di depan umum. Misalnya menghadiri undangan kolega, maupun acara-acara sosial.

“Kadang ingin juga jalan bareng anak-anak, tapi saya harus menghargai sikap dan pilihan mereka itu,” kata Gatot yang sebenarnya tak terlalu mengkhawatirkan keobjektifan orang pada anak-anaknya.

Di tengah kesibukan sebagai pemimpin umat, Gatot  selalu  meluangkan waktu untuk bersama putra-putrinya. Saat sholat subuh menjadi waktu paling hangat bagi keluarga ini. Karena di pagi hari, Gatot dan Sutias bisa berkumpul dengan anak-anaknya dalam kondisi fresh, kecuali Rumaisho Hanny Muti’ah yang sedang berkuliah di Al Azhar, Mesir.

“Paling sering, usai sholat subuh, mereka olahraga bersama dan sarapan bareng. Aktifitas di meja makan jadi kegiatan paling seru. Karena semua ngumpul sebelum anak-anak pergi sekolah dan kuliah,” kata Ivana, seorang staf di rumah dinas gubernur.

Saat di rumah, imbuh Sutias, Gatot paling senang ngumpul bareng putri-putrinya. Begitu pulang kerja, hal pertama yang dilakukan mantan dosen Politeknik Negeri Medan itu adalah mendatangi kamar anak-anak. Tak hanya menanyakan kabar, tapi juga bercanda dengan mereka. Aktifitas favorit keluarga ini adalah ngumpul bareng sambil nonton televisi.

Hubungan Gatot dengan kelima putrinya memang sangat akrab. Keakraban ini sudah terjadi sejak lama, bahkan ketika  masih kuliah di Bandung, Gatot rajin membawa anak-anaknya yang masih kecil berwisata naik sepedamotor.

Kini, meski dekat dan akrab, namun Gatot dan Sutias selalu meminta anak-anak mereka tetap bergaya hidup sederhana, mandiri dan tidak aji mumpung. Tidak boleh mentang-mentang, dan sombong meski abi dan umminya menduduki posisi penting di provinsi ini.

Tentang anak-anak, hal yang paling berkesan bagi Gatot Pujo Nugroho adalah ketika dia menjadi orang yang membantu Sutias melahirkan putri ketiganya, Rumaisho. Putri yang kini kuliah di Kairo itu, lahir di rumah kontrakan mereka di kawasan Titi Kuning.

“Saat itu hanya ada kami berdua di rumah, prosesnya berlangsung cepat dan lancar. Tak sempat lagi ke rumah sakit, bidan datang setelah persalinan usai,”tutur Gatot yang mengaku tak bisa melupakan pengalaman itu.

Kedekatan dengan anak-anak, menurut Gatot dan Sutias sesungguhnya jadi hal wajib bagi setiap orangtua. Kebersamaan dan kehangatan komunikasi yang terjaga adalah modal utama mewujudkan keluarga yang harmonis. Hanya dengan kebersamaan dan komunikasi yang terbukalah, setiap anak tetap mau terbuka pada orangtuanya.

 “Sekali lagi, anak-anak tetap punya pilihan masing-masing. Harus kita hargai itu.  Kita sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan agar mereka tetap lurus pada relnya,”tutup kandidat Gubernur Sumatera Utara itu.[hariansumutpos]



0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Perindu Syurga

Perindu Syurga
Cinta Kerja Harmoni

Arsip Tulisan

About Me

Followers

Pageviews

Hikmah Hari Ini

“Saya bersama kalian, saya berada diantara kalian, untuk memegang teguh syari’at Undang-undang. Kita mencintai Rab Kita melebihi tanah air kita, dan kita berbuat adil, adil dengan apa yang kita katakan. Kami menginginkan kemerdekaan dan keadilan untuk anak anak kita.” (Muhammad Mursi).